Opini

Makna Umur

Oleh: Karlina Helmanita

(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)

Umur adalah kata benda, dalam KBBI berarti “usia”, “lama waktu hidup” atau “ada” (sejak dilahirkan atau diadakan), dipadankan dari bahasa Arab dari kata al-‘umur atau umur اَلْعُمُرُ) atau (عُمُرٌ
Dalam makna sufistik, menurut Ibnu Atha’illah kata “umur” mempunyai makna yang dalam seperti tuturannya berikut:
مَافَاتَ مِنْ عُمْرِكَ لَا عِوَضَ لَهُ وَمَا حَصَلَ لَكَ مِنْهُ، لَا قِيْمَةَ لَه.ُ
مَنْ بُوْرِكَ لَهُ فِيْ عُمْرِهِ أَدْرَكَ فِيْ يَسِيْرٍ مِنَ الزَّمَنِ مِنْ مِنَنِ اللهِ تَعَالَى مَا لَا يَدْخُلُ تَحْتَ دَوَائِرِ اْلعِبَارَة،ِ وَلَا تَلْحَقُهُ اْلإِشَارَةُ.
Maa faata min ‘umrika laa ‘iwadha lahi wa maa hashola la minhu, laa qiismata lahu.
Man buurika lahu fii ‘umrihi adraka fii yasiirin minazzamani min minanillahi ta’ala maa laa yadkhulu tahta dawaa-iril’ibaarati, walaa talhaquhul isyaarah.

“Usiamu yang berlalu tidak dapat digantikan dan apa yang kamu raih darinya tidak ternilai harganya. Siapa yang usianya diberkahi maka dalam waktu singkat, ia mendapat anugerah Allah yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata dan tidak bisa dijangkau dengan isyarat.”

Makna umur dari Ibnu Atha’illah di atas mengisyaratkan bahwa umur terus berlalu dan ia tidak akan pernah kembali. Jika kita tidak melakukan amal saleh atau perbuatan baik di sepanjang umur yang kita lalui, maka kita akan kehilangan banyak kesempatan atau juga kebahagiaan sepanjang usia yang kita miliki.

Karenanya, siapa yang ingin Allah berkati usianya, Dia akan memberinya kedekatan kepada-Nya, sehingga dengan mudah ia akan mendapatkan anugerah Allah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata dan tidak pula bisa dijangkau dengan isyarat.

Jika Allah ingin memberkati umur seseorang atau seorang wali-Nya, Dia akan memberinya kecerdasan dan kewaspadaan tinggi (kesadaran) sehingga ia terdorong untuk selalu menggunakan waktunya dengan baik. Dengan begitu, ia akan tergerak untuk selalu melakukan amalsaleh atau amal kebaikan setiap saat. Dari amal kebaikannya, ia akan mendapatkan karunia Allah yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata maupun isyarat karena anugerah itu terlampau banyak dan mulia baginya, seperti rizki, kesempatan, peluang, dan ragam kebahagiaan lainnya.

Ungkapan dan isyarat tak mampu melukiskannya, mengingat betapa berlimpah dan jernihnya anugerah itu. Dalam satu bulan misalnya, ia akan meraih kedudukan tinggi yang tak pernah dialami oleh orang lain. Bagi seorang yang arif akan melakukan setiap amal kebaikannya tanpa jeda. Seseorang berkata, “setiap malam bagi seorang ‘arif sama dengan malam lailatul qadar.” Abu al-Abbas al-Mursi berkata, “waktu kami seluruhnya adalah lailatul qadar.” Seperti halnya orang yang mendapatkan anugerah malam lailatul qadar. Itu lebih baik baginya daripada beramal selama seribu bulan. Ada yang mengatakan bahwa inilah makna dari ungkapan “kebaikan terus bertambah sepanjang umur.”

Karenanya Ibnu Atha’illah berkata: “Sungguh amat disayangkan bila kamu terbebas dari kesibukan, namun tak juga menghadap kepada-Nya atau bila kamu hanya mendapat sedikit rintangan, tetapi tidak juga beranjak menuju kepada-Nya.

Makna umur dari Ibnu Atha’illah ini sangat dalam dan mengingatkan kita untuk terus memanfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan. Semoga Allah memberikan anugerahNya kepada kita tanpa putus untuk terus membimbing dan mendidik generasi unggul dan jujur dalam membangun negeri ini. Semoga Allah memberkahi usia kita saat ini dan sepanjang hidup yang kita lalui. Aamiin.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 141

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *