Opini

Makna Kelapangan (Bagian 3)

Oleh: Karlina Helmanita

(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)

Kelapangan diambil dari kata lapang, atau البسط “albasthu” masdhar Arabnya.

Melanjuti hikmah sebelumnya, makna sufistik kata “lapang” menurut Ibnu Atha’illah adalah:

البسط تـأخذ النفس منه حظها بوجود الفرح، والقبض لاحظ للنفس فيه.

Albasthu ta’khudzun nafsu minhu hazhohaa biwujuudil farahi, walqobdhu laahazhzho linnafsi fiihi.

“Semasa lapang, nafsu bisa memainkan perannya melalui rasa gembira. Semasa sempit, nafsu tidak bisa berbuat apa-apa.”

Dalam makna sufistik ini, terdapat penegasan tentang hikmah sebelumnya bahwa menjaga etika saat lapang amat sulit. Sebab tak ada yang bisa menjaga etika dalam kondisi itu, kecuali segelintir orang.

Seakan Ibnu Athaillah berkata, “memang demikian adanya karena hawa nafsu selalu memainkan perannya dalam kondisi kelapangan.”

Biasanya, saat lapang hawa nafsu menjadi lalai, melupakan kewajiban, mengaku-aku memiliki ilmu, pemahaman, ahwal batin dan rahasia, selalu berbicara tentang kemampuan, menikmati hal-hal luar biasa, menyinggung masalah karamah, dan bersuara tentang maqam masing-masing. Semuanya itu bertentangan dengan prinsip ‘ubudiyah.

Baca juga :   Makna Kelapangan (Bagian 1)

Sebaliknya, di dalam kesempitan, nafsu tidak merasa beruntung dan memiliki peran apa-apa. Nafsu tidak akan sombong dengan menampakkan sesuatu yang menjadi milikNya. Dengan begitu, biasanya, kesempitan lebih aman dan lebih mampu menjaga dan menunaikan etika ‘ubudiyah . Oleh karena itu, Orang-orang ‘arif lebih mengutamakan kesempitan daripada kelapangan.

Sementara itu, keseimbangan diperuntukkan bagi ahli nihayah (orang yang mendapat tujuan akhir perjalanannya) agar ahwal mereka lurus, amal mereka bersih, dan mereka selalu berada di hadapan Tuhan tanpa cacat dan cela.

Itulah salah satu tanda kelembutan Allah kepada hambaNya. Allah mewarnai dua hal itu kepada hambaNya, mengeluarkan dari sana… menyayanginya, dan merangkulnya saat fana bersamaNya.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 140

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *