Oleh: Karlina Helmanita
(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)
Kelapangan adalah kata benda, artinya keluasan atau kesempatan, dari kbbi.
Ibnu Atha’illah berkata,
بسطك؛ كيلا يبقيك مع القبض، وقبضك؛ كيلا يتركك مع البسط، واخرجك عنهما؛ كيلا تكون لشيء دونه.
” Basathoka; kaylaa yubqiyaka ma’al qobdhi, waqabadhoka; kaylaa yatrukaka ma’al basthi, wa-akhrajaka ‘anhumaa; kaylaa takuuna lisyai-in duunahu.”
“Dia memberimu kelapangan agar kamu tidak terus berada dalam kesempitan. Dia memberimu kesempitan agar kamu tidak terus berada dalam kelapangan. Dia mengeluarkanmu dari kelapangan dan kesempitan agar kamu tidak bergantung kepada selain-Nya.”
Makna kelapangan menurut Ibnu Atha’illah adalah suatu kondisi di mana seseorang merasakan senang dan mengalami keberuntungan, karena adanya keluasan atau kesempatan. Kelapangan memberi rasa sukacita. Sebaliknya, saat dalam kesempitan, seseorang akan merasa sakit, sedih, atau duka cita.
Namun Ibnu Atha’illah berpesan, “Janganlah kamu terus menerus berada dalam keadaan yang menyakitkan semata atau menyenangkan juga semata, agar keadaan itu tidak menjadi hijab antara dirimu dan Tuhanmu. Agar keadaanmu imbang beradalah pada kondisi tengah; tidak sempit, dan tidak pula lapang.”
Maknanya, warnailah keadaan batinmu agar kamu bisa menaklukannya dan juga merasa fana darinya. Kesempitan diperuntukkan bagi orang-orang arif pemula. Sedangkan kelapangan diperuntukkan bagi orang2 yang mendapatkan cahaya awal kemenangan, agar mereka mengerahkan segenap kekuatannya dan merasa nyaman dengan embusan nafasNya.
Hikmah ini menandakan bahwa kelapangan adalah asupan yang masuk ke dalam bathin seorang yang arif. Jika yang masuk ke dalam hati adalah asupan keagungan ilahi, terjadilah kesempitan. Jika asupannya berupa keindahan Ilahi, terjadilah kelapangan. Karenanya teruslah ciptakan kelapangan berkali2 agar Rabbmu juga akan memberimu kelapangan yang berkali2 pula.
Salam Kelapangan untuk Semua
Wujudkan Pesantren Jendela Dunia.
