Info KlikersPendidikanSosial Budaya

Komunikasi Pewayangan, Salah Satu Metode Masuknya Islam di Lombok

Islam di Lombok diperkirakan mulai masuk pada permulaan abad XVI. Dinasti Selaparang merupakan dinasti yang menerima islam pertama kali. Sunan Prapen, putra sunan Giri merupakan penyebar agama islam di Lombok. Sunan Prapen membawa sejumlah pengiring dan ulama-ulama dari Jawa. Diantaranya ada yang pandai memainkan wayang.

Agama Islam menyebar di Lombok salah satunya melalui komunikasi Pewayangan.

Wayang Lombok menceritakan tentang pahlawan Islam seperti Amir Hamzah, Sayidina Umar, Lakon perang Badar yang terkenal dengan sebutan Awang Media, Sayidina Ali yang dilukiskan sebagai “selander” “Alam Dahur”, Abu Lahab si tukang fitnah dinamai “baktak”. 

Bahasa yang dipakai dalam pewayangan ialah bahasa Kawi / Jawa Kuno.

Selain Sunan Prapen yang melakukan penyebaran islam melalui wayang, Ada pula beberapa  ulama Arab yang datang dan berdakwah di daerah Lombok, yaitu:

Habib Husein bin Umar al-Masyhur Marzag, merupakan seorang ulama Arab yang berasal dari Tarim, Hadramut.

Kedatangannya diperkirakan pada abad ke-17. Diceritakan bahwa dalam perjalanan dakwah setelah meninggalkan Hadramut, ia menuju ke India, lalu Aceh , dan terakhir di Ampenan, Lombok. Kota Tarim zaman itu merupakan pusat perguruan Islam yang terkenal.

Baca juga :   Keunikan Islam dalam Kebudayaan Jawa: Memelihara Harmoni dan Kekayaan Budaya

Habib Husein juga membuat pemakaman muslimin yang berada di daerah Bintaro, Lombok. dan di pemakaman itu pula Habib Husenin bin Umar al-Masyhur Marzaq dimakamkan.

Habib Abdullah Syahab, seorang pendakwah dari Tarim yang berpengetahuan ilmu agama dan ilmu dunia yang luas.

Beliau diangkat menjadi penasihat raja oleh raja Lombok saat itu. Diperkirakan pada tahun 1845 M.

Al-Ustadz sayid Abdurrahman al-Jufri, seorang ulama lulusan Darul Ulum, Mesir. Diduga tiba di Lombok sebelum tahun 1908 M. 

Pada tahun 1918, setelah perang dunia pertama, al-Ustadz Sayid Abdurrahman al-Jufri mengumpulkan tokoh islam di Ampenan untuk bermusyawarah mendirikan sebuah madrasah.

Rencana itupun terwujud dengan berdirinya sebuah madrasah yang dinamakan “Darul Ulum”.

Darul Ulum ini banyak melahirkan pemimpin islam, yang dimana murid-murid hasil didikan Darul Ulum menjadi pemimpin nasional Lombok.

Pada tahun 1920 berdiri pula Madrasah al-Ittihad yang didirkan oleh perkumpulan al-Irsyad di Kampung Melayu Ampenan.

 

Baca juga :   Perjalanan Islam Menuju Pribumisasi dan Kondisi Jiwa Umat Manusia dalam Tantangan Modern

Referensi :

Drg. H. Muhammad Syamsu As. 1999. Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya. Jakarta: PT Lentera Basritama.

 

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,756

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *