Demonstrasi menolak kudeta militer yang dilakukan oleh warga Myanmar berubah menjadi banjir darah pada Rabu (03/03/2021).
BBC melaporkan sebanyak 38 warga tewas dalam demonstrasi tersebut. Di antara mereka, ada remaja berusia 14 tahun.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Rabu (03/03/2021) sebagai hari paling berdarah sejak kudeta terjadi di Myanmar satu bulan lalu.
Utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan pasukan keamanan Myanmar telah menembak demonstran dengan peluru tajam.
Pernyataan Burgener tersebut berdasarkan hasil rekaman yang mengejutkan dari negara itu.
Satu klip video menunjukkan polisi memukuli kru medis sukarelawan yang tidak bersenjata.
Foto lainnya menunjukkan seorang pengunjuk rasa ditembak dan kemungkinan besar terbunuh di jalan.
Sejak kudeta dimulai, menurutnya total korban tewas telah mencapai sedikitnya 50 orang. (*)