Klik NewsPolitik

PB HMI MPO Nilai Nadiem Layak Direshuffle, Ini Alasannya

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) menilai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim layak untuk direshuffle atau diganti.

Ketua Komisi Pendidikan dan Kebudayaan PB HMI MPO Fahru Rizal dalam keterangan tertulis pada Selasa (20/04/2021) menyampaikan beberapa alasan yang membuat Nadiem layak untuk diganti.

Ical, sapaan akrab Fahru Rizal, mengungkapkan alasan pertama adalah tidak tercantumnya Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 57 Tahun 2021 tentang Standarisasi Pendidikan Nasional sebagai mata kuliah/ pelajaran wajib.

Menurut Ical, hal tersebut bertentangan dengan Undang-undang (UU) No. 12 Tahun 2012 yang menyatakan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Agama,Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia.

“Ini tidak menghormati dasar negara dan pemersatu bangsa dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional pemersatu bangsa,” kata Ical.

Hal lain yang menjadi sorotan Komisi Pendidikan dan Kebudayaan PB HMI MPO tentang kinerja Mendikbud Nadiem adalah soal Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) 2020-2035.

Baca juga :   PB HMI MPO Kolaborasi dengan Baznas DKI Berbagi Paket Sembako di Bulan Ramadhan

Ical menyampaikan dari hasil kajian Komisi Pendidikan dan Kebudayaan PB HMI MPO, menemukan bahwa peta jalan itu masih sangat lemah karena hanya  menyorot kaum perkotaan dan kaum kelas menengah ke atas dan belum mempertimbangkan aspek geografis.

Hal tersebut, lanjut Ical, dikuatkan oleh pegiat pendidikan Prof. Darmaningtyas, bahwa peta jalan itu adalah peta jalan (sesat) pendidikan.

Alasan ketiga Nadiem layak diganti menurut Ical adalah permasalahan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.

“Belum lagi soal pendidikan di masa pandemi, harusnya menjadi panggung besar bagi Mas Nadiem untuk memajukan teknologi. Tetapi yang terjadi di pedesaan sangat miris melihat realita pendidikan. Masih banyak siswa-siswi yang berada di pedesaan dan pelosok tidak bisa belajar secara daring karena faktor keterbatasan gawai dan jaringan internet yang sulit didapatkan,” tutup Ical. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,262

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *