Info KlikersKlik NewsSosial Budaya

Membangun Toleransi Beragama: Kunci Harmoni Sosial di Masyarakat

Toleransi beragama adalah pondasi utama bagi keberagaman yang harmonis dalam suatu masyarakat. Ini adalah prinsip yang mendasar untuk membangun kedamaian, persatuan, dan keadilan di antara individu-individu yang memiliki keyakinan dan praktik keagamaan yang berbeda-beda. Dalam era globalisasi ini, di mana perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi beragama dalam kehidupan kita.

Wacana Toleransi Abad Modern

Masalah kerukunan umat beragama merupakan maslah yang sangat vital. Telah diketahui Bersama, bahwa negara Indonesia adalah negara yang multicultural dan juga multireligius. Kewajiban dalam menjaga kerukunan antgar umat beragama bukan saja menjadi kewajiban para pemimpin negara, pejabat, atau para kyai, namun menjadi tanggung jawanb seluruh elemen Masyarakat.

Dalam buku Islam Yang Dipikirkan karya Haikal Fadhil Anam dituliskan bahwa istilah toleransi bukanlah suatu hal yang tabu lagi di kalangan Masyarakat. Pasalnya, dalam kata tersebut merupakah salah satu kunci utama dalam membangun sebuah Masyarakat yang tentram dan damai.

Menelisik lagi arti kata dari tersebut berasal dari Bahasa Inggris, yaitu tolerate yang berarti memperkenankan atau sabar dengan tanpa protes terhadap perilaku orang atau kelompok lain. Memiliki arti juga saling menghormati, melindungi, dan kerja sama dengan yang lain.

Baca juga :   Sambut Bulan Suci Ramadhan, ICMI Muda Nunukan Bikin Kajian Bertema Toleransi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi diartikan sebagai sifat atau sikap toleran. Toleran memiliki arti bersikap tenggang rasa, bersikap tenggang rasa, bersikap menghargai pendirian orang lain. Secara sederhananya, toleransi merupakan suatu sikap seseorang atau suatu kelompok yang menghormati dan menghargai baik itu pendapat, budaya, dan lain-lainya, tidak memaksa kehendak dirinya atau kelompoknya.

Dalam Islam, konsep toleransi begitu tegas dijelaskan, seperti dalam salah satu potongan ayat dalam Al-Qur’an yang artinya “Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” (Q.S. Al-Kafirun 109:6). Ini merupakan salah satu gambaran toleransi yang sangat singat untuk ditekankan dalam masalah agama. Merupakan sebuah konsep yang mendasar untuk membangun sebuah perdamaian dunia melalui penggalan ayat tersebut.

Dalam buku Islam Yang Dipikirkan karya Haikal Fadhil Anam dituliskan bahwa wacana toleransi dan lawanya, intoleransi telah berkembang dalam kebudayaan Barat maupun Timur. Toleransi dan Intoleransi dalam tradisi Yahudi, Kristen pada era awal telah diteliti oleh sederet pengamat seperti Graham.N Stanton, Ithamar Gruenwald dan yang lainya.

Baca juga :   Takjil Ramadan: Lebih dari Sekadar Hidangan, Ini adalah Simbol Kebersamaan dan Toleransi

Toleransi pun telah disuarakan oleh para pemuka agama dan filsuf Eropa modern guna mengikis benih-benih kebencian dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Sedangkan wacana Islam kontemporer, toleransi menjadi perhatian dan kajian oleh para ulama Islam Kontemporer, sepertinMuhammed Arkoun, Abed Al-Jabiri, Hassan Hanafi, Muhammad Syahrur dan yang lainya.

Arkoun menyikapi hal ini, bahwa salah satu factor timbulnya intoleransi adalah sikap ekslusivisme dan fanatisme dalam beragama, pasalnya hal tersebut merupakan penyakit kekakuan mental beragama yang disebabkan oleh sebuah doktrin dogmatis. Pemeluk suatu agama yang terkena penyakit tersebut cenderung mudah menyalahkan kelompok lain yang berbeda pandangan, kaerna dinilai tidak seiman.

 

Menjaga Kerukunan Umat Beragama Dengan Toleransi

Penanaman sikap dan sifat toleransi amatlah penting pada saat ini. Sudah kita ketahui Bersama bahwa pada saaat ini telah banyak kegaduhan akan keagamaan yang disebabkan oleh kelompok yang fanatic akan agamanya sendiri. Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap intoleransi timbul karna adanya sifat ekslusivisme dan fanatisme, pemahaman yang dangkal dan kefanatikan yang sangat berlebih menimbulkan sikap tersebut.

Baca juga :   Sambut Bulan Suci Ramadhan, ICMI Muda Nunukan Bikin Kajian Bertema Toleransi

Sebuah acaman yang sangat besar bagi kerukunan umat beragama, jika nilai-nilai toleransi sudah tidak lagi dilakukan. Kewajiban Bersama bagi kita semua untuk selalu menjaga dan menyebarkan nilai-nilai toleransi. Hidup secara toleran, membangun silaturahmi yang baik  antar umat beragama merupakan salah satu pokok untuk menjaga kerukunan umat beragama.

Sebuah pencapaian  yang sangat tinggi jika terlahir sebuah tatanan Masyarakat yang hidup secara rukun tanpa adanya ujaran kebencian satu sama lain. Gus Dur merupakan salah satu sosok tokoh yang sangat toleransi. Beliau bahkan dikagumi oleh banyak agama, tidak hanya Islam saja. Bagaimana beliau bisa Bersama dengan agama Kristen, Buddha, Hindu, dan yang lainya. Bahkan beliau juga merupakan pelopor yang membolehkan dan Mengesahkan agama Konghuchu di Indonesia.

Dalam dunia yang semakin terhubung secara global, toleransi beragama menjadi semakin penting. Dengan menghormati perbedaan, mendorong dialog, mengatasi prasangka, dan membangun solidaritas, kita dapat membentuk masyarakat yang inklusif dan harmonis. Toleransi beragama bukan hanya tentang menghargai keyakinan orang lain, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk kedamaian dan keadilan di seluruh dunia.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,749

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *