BloggerInfo KlikersOpiniSosial BudayaThinker

Cucurak: Tradisi Berbagi dan Kebahagiaan dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Bogor

Tradisi cucurak, tradisi yang dilakukan dengan sukacita oleh masyarakat Bogor menjelang bulan suci Ramadan, tidak hanya tentang makan bersama, tetapi juga tentang mempererat hubungan sosial dan menyampaikan rasa syukur atas berkah yang diberikan.

Ramadhan, bulan yang sangat dinanti oleh seluruh umat Muslim, membawa kegembiraan yang tiada tara dalam setiap jiwa. Kemeriahan ini tercermin melalui berbagai perayaan dan tradisi yang dirayakan menjelang ibadah puasa. Di kalangan masyarakat Sunda, tradisi turun-temurun telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut bulan suci ini. Salah satu contohnya adalah tradisi cucurak, sebuah tradisi yang telah tertanam kuat dalam budaya masyarakat Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam sebuah jurnal berjudul “The Influence Of Communication Changes Through Information Technology On Cucurak Culture In Welcoming Holy Month Of Ramadan,” penulis Muslim dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa Cucurak merupakan tradisi yang khas bagi masyarakat Bumi Pajajaran, yang lebih dikenal sebagai Bogor. Cucurak adalah ritual yang lazim dilakukan sebelum bulan Ramadan tiba, di mana orang berkumpul untuk makan bersama sebagai tanda menyambut bulan suci dengan sukacita.

Baca juga :   7 Saf Tangga Sunan Drajat : Filosofi Mendalam untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Membentuk Karakter Unggul

Secara etimologis, cucurak memiliki arti bersukacita atau bersenang-senang. Dalam pelaksanaannya, agenda cucurak menjadi momen untuk mempererat hubungan antaranggota komunitas, baik itu dengan keluarga, tetangga, teman sekolah, rekan kerja, dan orang lainnya.

Tradisi cucurak menjadi lebih berkesan dengan kehadiran hidangan-hidangan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta berbagai jenis sayuran dan sambal yang disajikan dengan cantik di atas daun pisang. Hidangan tersebut tidak hanya dinikmati sebagai santapan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang erat.

Bagi masyarakat Sunda, cucurak bukan sekadar acara makan bersama, melainkan sebuah ekspresi dari nilai-nilai persahabatan. Cucurak juga dianggap sebagai wujud syukur atas rezeki dan semangat berbagi di antara sesama.

Setiap tahun, warga Bogor secara tradisional mengadakan cucurak, biasanya seminggu sebelum memasuki bulan puasa. Mereka mengundang anggota keluarga mulai dari anak-anak hingga orang tua serta mertua untuk berkumpul bersama. Tradisi ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menyambut Ramadan, dan selalu menarik perhatian baik dari warga Bogor maupun dari luar kota.

Baca juga :   Etika dalam Menuntut Ilmu: Memahami Sepuluh Prinsip Bijak dari Kiai Hasyim Asy’ari

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,047

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *