berita klikersKlik NewsOpiniSosial BudayaThinker

Sistem Sosial-Budaya di Indonesia: Kompleksitas Interaksi dan Konseptualisasi Bangsa

Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Nurdien H. Kistanto dari Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, dijelaskan mengenai sistem sosial-budaya di Indonesia. Sistem sosial merupakan pola hubungan yang relatif persisten antara individu-individu dalam suatu masyarakat atau kelompok.

Menurut Giddens (1984), sistem sosial dapat dilihat sebagai serangkaian pola interaksi yang terus berlangsung, terbentuk oleh praktik-praktik yang terus menerus direproduksi.

Dalam pandangan fungsionalisme yang dikemukakan oleh Parsons (1951), sistem sosial dipahami sebagai serangkaian interaksi antara dua individu atau lebih. Setiap individu dalam sistem ini memiliki peran dan fungsi yang berbeda, yang secara kolektif membentuk fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan langsungan hidup masyarakat.

Sistem budaya merupakan hasil kompleksitas yang diciptakan dan diselenggarakan oleh manusia dalam masyarakat untuk memenuhi dan mengembangkan kehidupan mereka serta lingkungan sekitar. Sistem ini melibatkan unsur-unsur materi dan non-materi yang dipertahankan dan diwariskan melalui pewarisan, pendidikan, pengajaran, dan pembiasaan.

Dalam sistem budaya yang kompleks, terjadi interaksi fungsional dan simbolik antara berbagai unsur budaya. Teori tindakan, seperti yang dikemukakan oleh Parsons (1951), mengakui pentingnya interaksi antara individu dan sistem budaya dalam berbagai tingkatan analisis, mulai dari tingkah laku individu hingga struktur budaya yang lebih besar.

Baca juga :   Meski Logistik Pemilu Datang Terlambat, Pelaksanaan Pemilu di Pondok Pinang Tetap Lancar

Sistem sosial-budaya merupakan hasil paduan antara sistem sosial dan sistem budaya, membentuk kerangka kemasyarakatan yang mencakup hubungan sosial yang mempengaruhi pembentukan dan pengembangan unsur-unsur budaya dalam masyarakat. Ini memenuhi kebutuhan sosial dan budaya suatu masyarakat dalam menjalani dan memperkaya kehidupan sosial-budayanya.

Masyarakat kompleks menghasilkan sistem sosial-budaya yang kompleks pula, yang mencakup berbagai tingkat kontradiksi dan konsistensi. Dalam kerangka ini, pentingnya penemuan dan pemberian fungsi terhadap makna di balik tindakan manusia, serta interpretasi simbol dalam tindakan individu dan kelompok, menjadi sangat penting. Namun, karena makna dan simbol tindakan manusia dalam sistem sosial-budaya sangat beragam, diperlukan konseptualisasi model dan kategori makna dan simbol tersebut.

Konseptualisasi sistem sosial-budaya dalam suatu bangsa memberikan kesempatan berharga bagi bangsa tersebut untuk memahami, menghargai, dan menetapkan langkah-langkah konkret dan ideal dalam perjalanannya menuju cita-cita bersama. Di Indonesia, konseptualisasi ini mencakup lima sistem sosial-budaya yang tumbuh dan berkembang dari sumber-sumber dan pengalaman bangsa Indonesia selama berabad-abad.

  1. Sistem Sosial-Budaya Nasional Indonesia
Baca juga :   DPR RI Dorong Dibentuknya Komisi Perempuan di APA

Merupakan sistem masyarakat-bangsa yang menghasilkan, berlandaskan, dan mewadahi Pancasila sebagai Dasar Negara, dengan Undang-Undang Dasar ’45 sebagai Dasar Hukum, nama Indonesia sebagai nama bangsa dan negara, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang semuanya menempati dan mengisi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bingkai Garuda Pancasila, yang dilengkapi semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai karya budaya nasional yang mempersatukan masyarakat-bangsa Indonesia.

  1. Sistem Sosial-Budaya Suku Bangsa dan Etnik Bangsa

Merupakan sub-sistem sosial-budaya yang hidup di daerah-daerah dan wilayah-wilayah geografis Indonesia, terbentuk secara turun-temurun dengan satuan-satuan subbudaya yang terbentuk sejak jauh sebelum kelahiran masyarakat-bangsa dalam negara Indonesia. Terdiri dari berbagai suku dan etnik yang masing-masing memiliki daerah atau wilayah budaya.

  1. Sistem Sosial-Budaya Agama

Terbentuk dari ajaran-ajaran dan praktik agama-agama besar yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia, seperti Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, dan Kong Hu Cu. Selain itu, terdapat pula praktek ajaran moral dan spiritual dari kepercayaan-kepercayaan lokal.

  1. Sistem Sosial-Budaya Asing
Baca juga :   Putu Supadma: EVP 2024 Momentum Naikkan Indeks Demokrasi Indonesia

Terbentuk dari unsur-unsur budaya asing, seperti India, Melayu, Belanda, Arab, Timur Tengah, Cina, Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan lain-lain. Unsur-unsur ini disaring, disesuaikan, dirombak, dipadukan, dan dikawinkan oleh masyarakat Indonesia, membentuk campuran budaya yang unik.

  1. Sistem Sosial-Budaya Campuran

Merupakan tanggapan masyarakat terhadap masuknya unsur-unsur budaya lain, yang diterima dan dimanfaatkan untuk memperkaya unsur-unsur budaya yang dianggap asli atau sudah hadir sejak lama. Fenomena campuran budaya terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti agama, bahasa, kesenian, dan organisasi kemasyarakatan.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,460

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *