Opini

Menilik Peranan Pesantren dalam Membangun Karakter Bangsa

Oleh: Muhammad Nabil Hanif Arifin (SMPIT Darul Quran Bogor)

Kegiatan belajar mengajar di sekolah pesantren memiliki nilai yang mendalam, terutama dalam membentuk individu yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. Pesantren, sebagai lembaga yang membawa pendidikan Islam tradisional, memiliki ciri khas dalam pendekatan pembelajaran yang melibatkan nilai-nilai agama, etika, dan juga pengetahuan akademis. Dalam opini ini, akan diuraikan mengapa kegiatan belajar-mengajar di sekolah pesantren sangat berharga terutama dalam memberikan pengalaman hidup bagi siswa-siswanya dan relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern seperti saat ini.

Salah satu keunggulan dari kegiatan belajar-mengajar di sekolah pesantren adalah fokus dalam pendidikan dan pembentukan karakter serta nilai-nilai agama. Di pesantren, siswa-siswa tidak hanya mempelajari pelajaran-pelajaran umum saja, tetapi juga mendalami pelajaran agama Islam secara mendalam. Ini memberikan landasan moral yang kuat kepada siswa dan memberi pemahaman yang lebih dalam tentang prinsip-prinsip kehidupan yang benar. Dengan ini siswa dapat menetukan jalan dan juga keputusan yang benar dalam kehidupannya.

Baca juga :   Pesantren: Jendela Sejarah Islam Nusantara

Dilansir dari jurnal.syntaxtransformation.co.id Karena, dengan berada di pondok pesantren sehingga mampu melewati berbagai tuntutan zaman dengan berbagai tantangan yang dihadapi. Karakter pondok pesantren yang demikian itu menjadikan pesantren dapat dipandang sebagai institusi yang evektif dalam membentuk akhlak. Dasarnya pesantren memberikan pembentukan karakter seperti disiplin, religius, jujur, sopan santun, peduli sesama, dll.

Menurut  Zulkarnaen Zawadipa  Pembentukan Karakter Santri, Pondok Pesantren Fenomena yang terjadi di Indonesia sekarang ini sangat memperhatinkan, pasalnya banyak moral anak bangsa yang menurun, sehingga sering kali kita melihat di berbagai media masa yang menceritakan tentang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak muda jaman sekarang khususnya. Oleh karena itu untuk menghadapi kondisi global tersebut tidak cukup bila hanya dengan pendidikan yang di selenggarakan oleh sekolah-sekolah saja. Maka dari itu anak dan remaja dalam kehidupannya perlu dibimbing dan dibina akhlaknya melalui pendidikan luar sekolah, diantaranya melalui pendidikan pondok Pesantren.

Dilansir dari kompasiana.com secara keseluruhan, pembentukan moral dalam pondok pesantren memiliki relevansi yang besar dalam kehidupan bermasyarakat. Pondok pesantren melahirkan individu yang berakhlak mulia, memiliki kepedulian sosial, dan mampu berkontribusi dalam masyarakat. Oleh karena itu, pengakuan dan dukungan terhadap peran pondok pesantren dalam pendidikan moral sangat penting. Hal ini akan memberikan kontribusi positif dalam membangun masyarakat yang lebih beretika, harmonis, dan berkeadilan.

Baca juga :   Pesantren: Jendela Sejarah Islam Nusantara

Menurut Mudir Pondok Pesantren Al Furqon (MBS) Yanto Asyatibie, Pondok pesantren bukan sekadar tempat mempelajari Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah, kitab-kitab dan bahasa Arab. Tapi juga harus ditunjang dengan ragam pengetahuan umum sehingga santri memiliki wawasan yang seimbang. Diharapkan dengan adanya integrasi antara pengetahuan agama dan umum ini, santri dapat terus memegang teguh agamanya sekaligus bersaing dengan sehat di dunia luar. “Ini menjadi tanggungjawab sekaligus tantangan sebab di zaman sekarang cukup sukar menyiapkan kader yang memegang teguh agamanya sekaligus dapat bersaing sehat di luar sana. Kita harapkan santri Al Furqon dapat menjadi cendekia-cendekia muslim,” harap Yanto.

Di SMPIT Darul Qur’an, program dalam pembentukan karakter sudah diadakan. Santri-santrinya diharuskan mengikuti atau melakukan program tersebut, yang disebut dengan 5S, yaitu Senyum, sapa, salam, sopan, santun dan disandingkan dengan menggunakan kata-kata ajaib, yaitu Terima kasih, tolong, dan maaf. Dan terkadang juga dilampirkan beberapa informasi atau berita yang diletakkan di Mading sekolah. Hal tersebut bertujuan agar santri tidak tertinggal informasi-informasi dari dunia luar. Ada juga beberapa seminar yang dilakukan untuk santri agar dapat mengubah atau membentuk moral serta karakter yang masih kurang.

Baca juga :   Pesantren: Jendela Sejarah Islam Nusantara

Jadi, Pendidikan di lingkungan pesantren melibatkan interaksi intensif antara pengajar dan santri. Proses belajar mengajar di pesantren lebih menekankan pada pendekatan personal, di mana para pengajar berperan sebagai pembimbing spiritual dan intelektual bagi santri. Metode ini mengedepankan pembentukan karakter dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai agama, sambil juga memberikan pendidikan akademis yang komprehensif. Dan pesantren juga biasa untuk mengarahkan santri-santrinya agar tidak kalah dengan tantangan zaman diluar sana, contohnya seperti zaman sekarang.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 146

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *