Opini

Menaikkan Kualitas Pertemanan

Pertemanan seseorang menjadi salah satu indikator penting dalam kehidupannya. Baik kehidupan pribadinya, cara pandang hidupnya, pembentukan karakternya, hingga kesuksesannya. 

Karenanya, kualitas seseorang terkadang dapat dengan mudah diukur dengan melihat rekam jejak atau profil sosok dirinya, lingkungan, dan tentunya pertemanan yang ia jalin. 

Lantas, bagaimana pertemanan yang ideal? ada beberapa kalangan memilih-milih teman, namun ada pula yang mudah berteman dengan siapapun. Seberapa kuat teman mempengaruhi seseorang? tentu sangat bergantung dengan masing-masing individu.

Ada yang berteman justru terbawa pada arus hingga ke hal-hal negatif dan tidak produktif. Sebaliknya ada juga yang malah menjadi influencer sehingga mampu mengubah komunitas atau teman-temannya ke arah yang positif dan produktif.  

Sepuluh tahun lalu ketika saya baru merampungkan kuliah di STAIN (kini sedang proses transformasi menuju UIN Fatmawati Sukarno Putri) Bengkulu dan melanjutkan studi di ibu kota, sempat ketemu dengan teman alumni se almamater tersebut, yang ternyata sudah diterima berkerja di salah satu perusahaan asuransi di Jakarta cabang dari London, yang mengklaim bahwa perusahaan itu menempati urutan 1 di dunia.

Baca juga :   Panama, Perubahan Iklim & Perdagangan Global

Singkat cerita saya dan beberapa teman kuliah saya diajak untuk mengikuti seminar motivasi dan peningkatan kerja dari kantornya di salah satu gedung menjulang di kawasan Jalan M.H. Thamrin, pada awal tahun 2011.

Yang menarik dari seminar itu ternyata diisi oleh motivator kenamaan, William Wiguna, yang sangat semangat dan menarik menyampaikan motivasi, pengalaman kerja dan bisnisnya mengelola berbagai perusahaan.

Ada keyword penting dari William yang saya catat waktu itu bahwa “Untuk sukses kerja atau bisnis maka kita mesti memperbanyak teman kerja, bukan teman main. Sekarang kita masih banyak teman main, dibanding teman kerja,” lanjutnya.

Setelah dipikirkan, ternyata memang logis, bahwa teman kerja (relasi) sangat dibutuhkan untuk memperluas link guna meningkatkan kesuksesan pekerjaan dan bisnis kita.

Teman Produktif

Namun demikian, teman main kita di berbagai tempat dan kondisi, seperti tetangga, main futsal, biliard, voli, song, mancing, gaple, atau lainnya dapat diselingi pembicaraan produktif.

Baca juga :   Autopsi Forensik Sebagai "Alat bukti Keterangan Ahli"

Diharapkan dalam suasana santai dan happy tersebut, bisa lebih seksama membahas progress pekerjaan masing-masing atau bisnis yang bakal diplaning bersama, sehingga di suasana tersebut lebih mencair dan terbuka ide-ide kreatif. Dalam artian mencari suasana nyaman untuk membahas usaha bersama yang bisa dikembangkan.

Jadi teman main kita sehari-hari di lingkungan tempat tinggal, teman sekolah, teman kuliah, teman nongkrong, serta teman main lainnya seperti disebutkan tadi bisa kita naikkan obrolannya, dari sekedar obrolan sederhana kurang bermakna menjadi obrolan produktif, atau bisa diistilahkan dengan naikkan level obrolannya.

Persepktif Islam

Dalam perspektif Islam, misalnya memang yang demikian sangat dianjurkan, seperti dijumpai dalam Al-Maidah: 2 bahwa … “Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.”

Ini dapat dipahami bahwa tolong menolong dalam hal yang produktif memang pada dasarnya sangat diperintahkan dalam kehidupan sosial, dan demikian pula sebaliknya.

Di antara indikator produktif di sini adalah: bisa mendapatkan penghasilan, relasi kerja, informasi, ilmu pengetahuan, motivasi hidup, pahala kebaikan.

Baca juga :   Autopsi Forensik Sebagai "Alat bukti Keterangan Ahli"

Namun demikian pula sebaliknya, di antara beberapa obrolan yang tidak produktif misalnya: tentang pornografi, ngerumpi, hasud, bully, canda berlebihan, merendahkan harga diri teman, dan lain sebagainya.

Sejalan dengan momen awal tahun baru 2021 ini, sebagai orang yang berupaya menjadi bijak dan selalu memperbaiki diri hari demi hari, maka tentunya kita selalu ingin mengisi diskusi / obrolan kita sehari-hari dengan hal yang positif / progresif.

2021 sekilas bisa dimaknai adanya peningkatan 20 menuju 21, artinya ada peningkatan ke atas.

Oleh : Anang Walian (Dosen UIN Palembang)

What's your reaction?

Related Posts

1 of 140