Gerakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang tidak diketahui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat heran peneliti dari Australia National University (ANU) Marcus Mietzner.
Keheranan itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi virtual pada Jumat (12/03/2021).
Menurutnya, ketidaktahuan Jokowi itu agak aneh karena kabar tersiar tentang KLB tersiar luas. Publik di Australia pun tahu bahwa Moeldoko mau dijadikan Ketua Umum Partai Demokrat.
“Begitu jadi, Presiden dan Jubir Presiden bilang bahwa kita semua kaget ‘kok tiba-tiba Moeldoko menjadi ketua umum’,” kata Marcus yang dikutip dari kompas.com, Sabtu (13/03/2021).
“Padahal di koran sudah dibicarakan jauh-jauh sebelumnya,” lanjut Marcus.
Pada kesempatan itu, Marcus mengatakan ketidaktahuan Jokowi itu merupakan suatu hal yang buruk.
“Kalau tidak tahu, kenapa dia tidak tahu? Tidak Bertanya? Dan begitu sudah membaca, sudah melihat di televisi, kenapa dia tidak mengambil langkah?,” ujar Marcus.
Menurut Marcus, kasus seperti ini tidak ditemukan di negara lain, dimana seorang presiden tidak mengetahui pergerakan anak buahnya. Apalagi, hal ini berkaitan dengan pengambilalihan partai politik.
“Susah dicari suatu kasus dimana itu dimungkinkan, jadi sebenarnya kita harus mempertanyakan apa yang Jokowi tahu di sini apakah memang dia terlibat,” pungkas Marcus.
Sebelumnya dalam program Mata Najwa yang tayang pada (10/03/2021), Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak tahu-menahu soal keterlibatan Moeldoko.
“Waduh saya tidak tahu betul itu. Hari kamis (04/03/2021) pagi, saya bersama Pak Moeldoko dan Pak Pratikno itu masih meresmikan sesuatu di Banten. Pada waktu itu kita ngobrol biasa, Pak Moeldoko nggak cerita apa-apa itu, nggak cerita kalo besoknya mau ada KLB atau apa-apa. Tiba-tiba malam sudah dapat berita kalau malam akan pergi ke Medan, kita enggak tahu juga,” kata Mahfud menirukan Jokowi.
