Klik NewsKulinerSosial Budaya

Lemang Tapai, Makanan Tradisional Bengkulu Selatan dan Tradisi Malam Kamis Masyarakat Serawai

Tradisi Lemang Tapai pada malam Kamis, sudah ada sejak zaman dulu dan terus berkembang hingga sekarang ini. Tradisi Lemang Tapai ini terus dikembangkan oleh masyarakat Suku Serawai.

lemang tapai tradisi malam kamis bengkulu selatan

Tradisi Lemang Tapai  ini dilakukan satu kali dalam satu minggu yaitu setiap malam kamis, di Desa Masat, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pada malam kamis masyarakat di Desa masat akan menjual Lemang Tapai untuk para pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Pengunjung Lemang Tapai lebih di dominan oleh remaja laki-laki dan perempuan atau dalam bahasa serawainya bujang gadis.

Lemang Tapai merupakan makanan khas suku Serawai. Lemang adalah beras ketan yang dimasak dengan santan dalam bambu muda. Bahan utamanya adalah beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam.

Beras ketan dicuci sampai bersih dan dimasukan ke dalam ruas bambu muda yang terlebih dahulu dilapisi dalamnya dengan daun pisang kemudian baru dituangkan santan ke berasnya dan di bakar dengan bara api, dijaga jangan sampai ruas bambu terbakar. Sedangkan tapai adalah tape beras ketan hitam yang dibuat dengan memfermentasikan beras ketan dengan ragi.

masak lemang tapai menggunakan bambu muda

Mulanya tradisi Lemang Tapai atau melemang ini hanya ada pada acara bimbang makan sepagi, akad nikah dan tradisi malam gegerit. Bimbang Makan Sepagi merupakan acara bimbang adat yang menampilkan lemang tapai sebagai makanan khas yang di utamakan, dan bimbang makan sepagi merupakan sebuah pelaksanaan yang termasuk besar, tetapi banyak digunakan oleh masyarakat kelas menengah.

Pada acara akad nikah ahli rumah menyiapkan 20 batang lemang, 10 batang lemang diberikan kepada Pembina adat dan 10 lemang lagi diberikan kepada pegawai KUA. Sedangkan pada tradisi malam gegerit lemang tapai hanya diberikan kepada para gadis sebagai bukti bahwa mereka telah datang dan mengikuti acara malam gegerit.

Pada malam gegerit ini muda-mudi yang hadir dapat  memilih pasangannya untuk di ajak menari.  Jika ada gadis yang tidak mendapat pasangan akan ditemani oleh bujang inang. Malam ini dapat dikatakan sebagai ajang cari jodoh bagi muda-mudi, bahkan banyak muda-mudi yang rela datang dari luar daerah hanya untuk mengikuti tradisi malam gegerit.

Namun tradisi malam gegerit sekarang sudah mulai runtuh dan para muda-mudi lebih banyak mengikuti tradisi lemang tapai malam kamisan. Sama halnya dengan acara malam gegerit pada malam kamisan juga dapat disebutkan sebagai ajang cari jodoh sama seperti malam gegerit, dan banyak muda-mudi yang datang dari berbagai daerah.

Tetapi pada saat malam gegerit acaranya lebih menekankan kepada tarian dan lemang tapai hanya dijadikan sebagai hadiah atau oleh-oleh bagi para gadis yang datang dari berbagai tempat, sedangkan pada malam kamisan yang lebih mendominasi adalah lemang tapainya.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,285

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *