Info KlikersKlik NewsPendidikanSosial Budaya

Asal Usul Tradisi Kenduri Atau Slametan: Menjadi Sarana Dakwah Sunan Bonang

Kenduri, Fiqih dakwah sunan Bonang menggunakan metode pendidikan ihya’ ulumuddin ( merubah tradisi yang bertentangan dengan syariat secara perlahan).

Di dalam serat Darmo Gandhul yang ditulis oleh Ki Kalamwadi dinyatakan bahwa kala itu sunan Bonang bersama dua santrinya pergi ke desa Gedah yang ada di Kediri.

Jika mengupas dari serat Darmo Gandhul di situ banyak kepalsuan-kepalsuan dan fitnah yang sengaja dihembuskan untuk merusak citra dan ajaran islam, termasuk di antaranya merusak citra dari Sunan Bonang sendiri.

Kala itu, Kediri merupakan pusat dari ajaran sesat penganut ajaran Tantrayana dari sekte Bairawa Tantra, sebuah aliran yang memuja Dewi Durga.

Bairawa Tantra tidak hanya dipandang sesat menurut ajaran islam namun oleh keyakinan masyarakat sendiri aliran ini sesat dan meresahkan.

Menutut KH. Agus Sunyoto, Bairawa Tantra mempunyai ritual yang disebut sebagai Panca Makara atau Malima.

Selanjutnya penganut Bairawa Tantra baik laki-laki maupun perempuan bertelanjang membuat lingkaran yang dikenal dengan istilah Ksetra.

Baca juga :   Menelusuri Kearifan Sunan Bonang: Peletak Pondasi Keberagaman dan Kebhinekaan

Di tengah-tengahnya disediakan daging, ikan dan arak. setelah makan-makan bersama mereka melakukan persetubuhan (maituna) beramai-ramai.

Lebih mengerikan lagi jika tingkatan dari para pengaut Bairawa ini telah tinggi, daging yang disediakan bukan lagi daging hewan melaikan daging manusia, ikannya hiu, dan arak diganti darah manusia.

Kedatangan Sunan Bonang ke Kediri ini dalam rangka berdakwah dan mengajarkan islam kepada masyarakat Kediri.

Tentu rituak Bairawa Tantra sangat bertentangan dengan ajaran agama islam, oleh karna itu sunan Bonang membuat acara yang mirip dengan upacara Bairawa Tantra yaitu ia kumpulkan masyarakat yang pada saat itu laki-laki semua di sebuah tempat, kemudian disediakan makanan, dan Sunan Bonang mengajari mereka berdoa.

Inilah yang akhirnya kita kenal dengan nama Kenduri atau Slametan.

Masyarakat ternyata sangat respek dengan upacara yang baru dibuat oleh Sunan Bonang ini sehingga mereka melestarikannya sampai sekarang.

Jadi hakekatnya Kenduri atau Slametan bukanlah ajaran agama Hindu maupun Budha, namun ini adalah hasil Ijtihad Fiqih yang dilakukan oleh Sunan Bonang dan Sunan-sunan lainnya dalam rangka berdakwah kepada masyarakat Jawa khususnya dan masyarakat Nusantara umumnya.

Baca juga :   Menelusuri Kearifan Sunan Bonang: Peletak Pondasi Keberagaman dan Kebhinekaan

Referensi:

Ust. H. Nainul Huda, M.Pd.I . 2018. Tasawuf Kebangsaan Dalam Bingkai Walisongo. Kediri: Santri Salaf Press

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,767

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *