Info KlikersInternasionalRegionalSosial BudayaSpecial Klik

World Music Class 2023, Bhavana Ethnic Pancing Antusiasme Publik Malaysia Terhadap Indonesia

Pertunjukan berdurasi sekitar 60 menit itu berhasil menarik antusias penonton. Berbagai respon positif menjadi simpul atas bangunan komunikasi musikal yang apik antara penyaji dan penonton.

Tanjung MalimBhavana Ethnic bangun komunikasi musikal dengan civitas akademik Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia, dalam tajuk World Music Class (WMC) 2023, Sabtu (28/10/2023). Rangkaian kegiatan berlangsung dari pagi Pk. 09.00 Waktu Malaysia, dimulai dengan kegiatan Workshop musik, dengan mengusung tema Inovasi Musik Nusantara. Kegiatan itu diselenggarakan oleh pihak UPSI Malaysia dan mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia. Dukungan yang dimaksud adalah pendanaan dari hasil kelola dana abadi kebudayaan pada skema Fasilitasi Bidang Kebudayaan Interaksi Budaya (FBK-IB) Internasional.

Workshop Inovasi Musik Nusantara di UPSI Malaysia oleh Tim Bhavana Ethnic

Workshop inovasi musik Nusantara, diikuti oleh civitas akademik UPSI yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Workshop itu membahas mengenai persoalan perubahan konfigurasi tangga nada pada salah satu instrumen tradisi di Indonesia. Instrumen yang dimaksud adalah instrumen yang diadopsi Bhavana Ethnic dalam proses pengkaryaan. Di mana Bhavana Ethnic mengadopsi instrumen ‘gangsa kanthil’ yang terdapat pada ensambel gamelan gong kebyar Bali. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari tangga nada pentatonik menjadi diatonik kromatis.

Kevin, Mahasiswa Program Doktor Asal China Sedang Bertanya Pada Acara Worlshop

Workshop itu cukup menarik perhatian mahasiswa UPSI, salah satunya Kevin salah seorang mahasiswa doktoral asal China. Ketertarikan Kevin lebih menyoal pada unsur kebaruan yang muncul dari proses inovasi yang dimaksud. Selain diskusi, dalam kegiatan itu peserta juga diajak sedikit terlibat dalam praktik musik. Praktik yang dimaksud ditujukan untuk memberikan pengalaman empiris kepada peserta berkaitan dengan tema diskusi yang diusung.

Prof. Madya Dr. Fazli Taib Bin Saerani, Dean Fakulti Muzik dan Seni Persembahan UPSI Malaysia

Prof. Madya Dr. Muhammad Fazli Taib Bin Saerani selaku Dean Fakulti Muzik dan Seni Persembahan UPSI Malaysia yang akrab dipanggil Dr. Faz menanggapi kegiatan itu cukup positif dan strategis. Mengingat bahwa proses kreatif semacam itu masih sangat jarang dijumpai dan di UPSI sendiri mahasiswa tidak hanya datang dari Malaysia saja, melainkan juga datang dari berbagai negara. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan stimulus kepada mahasiswa UPSI untuk turut melakukan pengembangan dan menciptakan inovasi-inovasi lain dalam proses kreatif terutama yang berkaitan dengan musik.

“Saya berterima kasih banyak kepada komunitas Bhavana Ethnic, atas diskusi yang luar biasa ini. Kalau di sini, hal-hal yang kawan-kawan lakukan ini belum cukup banyak orang lakukan. Ini juga cukup baik, karena di UPSI ini banyak datang mahasiswa dari luar negara yang belajar di sini” Tutur Dr. Faz (28/10)

 

Bhavana Ethnic Menyajikan Pertunjukan World Music

Setelah workshop, kegiatan dilanjutkan dengan sajian pertunjukan pada malam harinya. Dimulai pada Pk. 20.00 waktu Malaysia, Bhavana Ethnic menyajikan tujuh lagu di panggung budaya FMSP UPSI. Pada kesempatan itu Bhavana Ethnic menyajikan tujuh karya lagu. Di antaramya empat karya lagu yang dikreasikan secara kolektif dan 3 karya hasil rekomposisi yang dua di antaranya lagu daerah Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketujuh karya yang dimaksud di antaranya berjudul Tawa Senja, Kupu-kupu, Pohon, Sajak Hujan, Sinaran, Poto Tano, dan Dambe-dambe. Ketujuh karya itu tampak memancing antusias audien yang hadir.

Salah satu mahasiswa program doktor asal China yang antusias menyaksikan pertunjukam Bhavana

Pertunjukan berdurasi sekitar 60 menit itu berhasil menarik antusias penonton. Berbagai respon positif menjadi simpul atas bangunan komunikasi musikal yang apik antara penyaji dan penonton. Ekspresi gerak tubuh yang terstimulasi bunyi musik dan tepuk tangan di setiap sajian, mengindikasikan ketertarikan penonton terhadap sajian world music. Di sisi lain beberapa penonton memberikan apresiasi dan melalui testimoni yang disampaikan pasca pertunjukan berlangsung. Menurut Gde Agus salah satu personil Bhavana Ethnic, ia merasa berkesan dapat tampil di hadapan civitas akademik di UPSI.

‘Saya merasa terkesan, dan bahagia dapat menyajikan karya-karya musik dari Indonesia kali ini dengan melihat antusiasme dan apresiasi yang diberikan.” Ungkap Gde Agus pasca pertunjukan berakhir (28/10).

Melihat atmosfer dan antusiasme yang tinggi itu, Dr. Faz memberikan respon yang cukup baik. Melalui pertunjukan itu penonton tampaknya tidak hanya tertarik dengan karya musik yang disajikan Bhavana Etnic, melainkan juga tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Indonesia. Karena dari ketujuh karya musik Bhavana Ethnic masing-masing memiliki warna dan karakter berbeda dan semuanya menggambarkan Indonesia, seperti halnya bangunan nuansa Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan, dan lain sebagainya.

“Terima kasih pada komunitas Bhavana Ethnic yang telah berbagi kepada kita malam ini. Dan malam ini saya sampaikan untuk menyetui peningkatan mobiliti student ke Lombok tahun depan.” Jelas Dr. Faz

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 2,242

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *