Klik NewsSosial BudayaSpecial Klik

Rektor Universitas Al Azhar Apresiasi Terbitnya Buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Rektor Universitas Al Azhar Prof. Dr. Ir. Asep Saefudin mengapresiasi terbitnya buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu karya Arif Ma’ruf Suha.

Hal itu sebagaimana ia sampaikan dalam acara “Bedah Buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu” yang digelar oleh Nur Institute pada Minggu (15/08/2021).

Selain Prof. Asep Saefudin, hadir sebagai narasumber adalah Anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda, Anggota Bawaslu RI Ratna Dewi Pettalolo, Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja, dan Sekjend DPP PGK Ryan Hidayat.

Sebagai narasumber pertama, Prof. Asep mengatakan buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu ini sangat menarik dan penting.

“Betapa buku ini menjadi keharusan, keniscayaan, terutama untuk penyelenggara Pemilu,” kata Prof Asep.

Menurut Prof. Asep, buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu ini memberikan pemahaman baru betapa pentingnya spiritual politic untuk melawan money politic.

Ia mengungkapkan dalam spiritual politic tidak ada istilah kalah-menang, karena yang menjadi tujuan adalah kesejahteraan. Hal ini berbeda dengan money politic, di mana tujuan dari politik adalah kekuasaan.

Baca juga :   Jaringan Alumni HMI dan Muslimin Indonesia Pro Ganjar Mahfud Gelar Bedah Buku

Spiritual politic, lanjut Prof. Asep, akan menghadirkan kehidupan politik yang tenang, fairness, dan murah. Sedangkan money politic akan menghadirkan kehidupan politik yang penuh dengan euforia, kesenangan, ricuh, dan mahal.

Sementara itu anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda mengungkapkan aspek spiritualitas dan telogis merupakan hal yang paling esensial bagi penyelenggara pemilu untuk menjalankan tugas dan kewajiban konstitusionalnya.

“Maka buku Spiritualitas Penegakan Kode Etik Penyelenggara Pemilu ini sangat menarik untuk diperbincangkan,” kata Rifqi.

Hal unik dalam buku ini, lanjut Rifqi, ada pada dimensi tasawuf yang digunakan untuk menguji kepatuhan etik penyelenggara pemilu.

“Menurut saya ini sesuatu yang unik, ini adalah orisinalitas penelitian yang dilakukan Bang Arif Ma’ruf,” lanjut Rifqi.

Anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Pettalolo menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh Arif Ma’ruf Suha merupakan langkah yang baik.

“Membedah penegakan etik dari sudut pandang spiritualitas dan tasawuf menurut saya adalah suatu langkah yang sangat maju dan baik dilakukan oleh penulis,” imbuh Ratna.

Baca juga :   Kurangi Angka Stunting dan Kematian Ibu, Komisi VIII Komitmen Selesaikan RUU KIA

Spiritualitas, menurut Ratna, akan menjadi rel yang memastikan bahwa setiap ucapan, tindakan, dan pengambilan keputusan/putusan dalam penegakan kode etik memiliki dimensi ibadah.

Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja mengungkapkan tidak banyak buku yang meletakkan dasar tasawuf sebagai sumber inspirasi bagi abdi negara.

“Dalam hal ini Bang Arif Ma’ruf berhasil meletakaan dimensi tasawuf dalam buku yang ditulisnya,” jelas Muslimin.

Muslimin menyebutkan salah satu yang menarik dari buku ini, penulis selain menyajikan data-data pelanggaran yang disidangkan DKPP, juga menyajikan pesan-pesan Nabi Muhammad SAW.

“Jadi penulis seolah-olah ingin menekankan bahwa seorang penyelenggara penting kehati-hatiannya dalam menyelenggarakan prinsip-prinsip yang sudah diatur,” tambah Muslimin.

Narasumber terakhir Ryan Hidayat dari Sekjen DPP PGK mengatakan Arif Ma’ruf Suha melalui buku yang ditulisnya mencoba untuk memperkuat sistem pemilu melalui DKPP yang diskursusnya berangkat dari aspek spiritualitas.

“Mas Arif ingin menjadikan DKPP ini sebagai subjek preventif, guna meminimalisir pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu,” kata Ryan.

Baca juga :   Media Punya Peran Strategis Dukung Pembangunan KEK di Batam

Sementara itu, penulis buku Arif Ma’ruf Suha mengharapkan buku yang ia tulis akan membawa perubahan paradigma para penyelenggara pemilu. Ia mengatakan paradigma tasawuf mengajarkan bahwa aspek prosedural dan substansial wajib berjalan bersama-sama. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,601