Info KlikersKlik NewsSosial BudayaSpecial Klik

RASA, Single Album Baru Bhavana Resmi Dirilis

Mataram –  Bhavana Ethnic salah satu grup musik asal Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil merilis single albumnya yang berjudul “RASA”, pada Selasa (28/02/2022). Diluncurkan di Bhavana Home Studio yang beralamat di Jl. Sedap Malam No. 1B, Gomong, Mataram, NTB. RASA sebagai sebuah konstruksi bunyi estetis-adalah karya kolektif dari setiap personel- yang coba ditawarkan kepada masyarakat. Ide karya berupa syair “RASA” disusun secara kolektif, berpadu dengan bunyi instrumen kombo bercampur etnik menyuguhkan serangkaian komposisi world music.  

 

Anto atau sapaan akrab Gianto selaku pentolan grup music tersebut, menyerahkan sepenuhnya karya itu kepada semesta untuk menyambut kelahiran lagu Rasa. Secara proses pengkaryaan lagu itu telah usai. Dan ia menyerahkan sepenuhnya lagu tersebut kepada masyarakat, apakah ia akan diiterima atau tidak.

 

“Hari ini kita sampaikan, bahwa proses pengkaryaan Rasa ini sudah selesai dan kita serahkan pada semesta  kepada masyarakat. Terserah apakah karya itu akan diterima atau tidak. Pastinya kami kami sebagai orang yang melakoni proses kreatif ini, berharap bahwa karya ini akan dapat diterima dan bermanfaat.” Tutur Anto (28/02)

 

Tasyakuran Bhavana Ethnic peluncuran single Rasa di Bhavana Home Studio Mataram

 

Karya berjudul RASA merupakan sebuah catatan Bhavana dalam memahami hal esensial menyoal cinta. Cinta tidak hanya berkisah kebahagiaan semata, melainkan sebuah keutuhan rasa yang juga berkisah tentang pedih, dan tidak jarang melibatkan kecewa di dalamnya. Menyoal cinta, manusia tidak semestinya mengabaikan sisi paradoks dari kebahagiaan dan kesenangan. Sudah seharusnya manusia memahami cinta secara holistik, memandang dari setiap rasa yang muncul sebagai sebuah kesatuan yang utuh.

 

“Karya ini bercerita tentang  rasa cinta. Intinya cinta itu tidak hanya bercerita tentang kebahagiaan saja. Cinta itu kompleks, ya ada sedihnya, ada harunya, dan banyaklah. Rasa ini pun tidak terbatas pada urusan manusia dengan manusia saja sebenarnya.” Jelas Anto

 

Bhavana tidak memberi batasan bagi siapapun untuk menginterpretasi syair RASA. Siapapun bebas memahami setiap teks yang tertuang melalui pemahaman pengalaman empirik yang dimiliki. Bisa saja orang menterjemahkan cinta dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan semesta, atau bahkan cinta seseorang dengan dirinya sendiri. Hal itu disadarinya, karena cinta sejatinya tidak memiliki batasan ruang dan waktu untuk dicurahkan.

 

            Sebuah sajian bernuansa etnik menjadi media untuk ‘menyatukan’ RASA. Jauh dari stigma kuno atau konservatif, ketika menyusun komposisi musik dengan melibatkan instrumen etnik. Perpaduan antara gangsa, suling, tingklik, tabla, dengan instrumen gitar, keyboard, bass, dan drum, merupakan upaya untuk menunjukkan realitas instrumen etnik dan tradisi itu dalam wacana kekinian. Sebuah warna baru yang unik untuk dapat diterima dan dinikmati masyarakat.

           

Judul Karya                : RASA

Ditulis                         : Bhavana Ethnic

Musik                         : Bhavana Ethnic

Recording                   : Bhavana Home Recording

Mixing & Mastering   : FX Sonic Studio

Artwork                      : Mantra

 

LIRIK

Sebuah kisah nyata, tentang insan dunia.

Kala, cinta, rindu

Meniti relung kalbu, denging suaramu.

Lirih damai syahdu..

 

Bridge :

Angan merekah dikau cinta nyata..

Rangkai diriku menuju semesta..

 

Song:

Sebuah kisah cinta, gelombang nirwana

Toreh cakrawala

Meniti relung kalbu, hirup bayanganmu

Purnama indahku..

 

Reff :

Langit hangat mentari mendekap, kabut redam memudar.

Melayang, sepi, sirna, dan terbenam. Kau peluk diriku..

Embun sejuk dan angin merajut, hawa bulan menyinar.

Hangat kasih dan sanubarimu. Kau peluk diriku

 

BINGKAI PERJALANAN BHAVANA

Beranggotakan 6 (enam) orang, Bhavana digawangi oleh CANDRA Irawan (Gitar), Lalu SONY Arman (Bass), BANER Imanuel Siahaan (Drum), GIANTO (Kendang, Tabla, dan Gangsa), Gde AGUS Mega Saputra (Suling dan Tingklik), dan TANYYA Efritzka (Vokal dan Keyboard. Bhavana sendiri merupakan kelompok musik yang terbentuk di tahun 2022 melalui sebuah proses pengkaryaan lagu berjudul NEGERI KITA. Sebuah karya yang telah digagas sejak tahun 2020 oleh Candra dan Baner itu dapat terealiasasi kemudian, setelah terkumpulnya seluruh personel di awal tahun 2022.

 

Bhavana Ethnic usai tampil dalam sebuah pertunjukan jazz bersama dengan Ricad Hutapea

Mencatatkan karyanya sebagai 10 musik terbaik pada ajang kontestasi Inovasi Musik Nusantara (Limntara) 2022 yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknonolgi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) yang menggandeng Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti), menjadi sebuah motivasi bagi Bhavana untuk kembali melahirkan karya-karya terbaiknya menggunakan ideom tradisi yang khas. Tampil di hadapan publik di pelataran Candi Borobudur, Jawa Tengah (10/10/2022) lalu, menjadi sebuah titik mula bagi Bhavana untuk berinovasi dan berkreasi melalui bunyi.

Di dalam perjalanan pengkaryaan untuk menemukan kekhasan dalam kristalisasi rasa, Bhavana mencoba mentransformasikan rupa asli lagu daerah maupun populer. Mendapati kehormatan untuk merekomposisi karya lagu seorang maestro cilokaq asal Lombok-NTB Al Mahsyar dengan judul Mele Bedait menjadi sebuah motivasi bagi Bhavana untuk terus melangkah mengusung warna dan rasa musikalnya sendiri.

Pada usianya yang masih terhitung muda, Bhavana dipercaya untuk berkolaborasi dengan Ricah Hutapea dalam gelaran panggung Jazz terbesar di NTB, Senggigi Sunset Jazz 2022 (/11/2022). Girah terbangun tidak sekedar laku menginterpretasi-dan-merepresentasi karya lain, melainkan turut menjadi titian dalam mewujudkan ide-gagasan outentik dari setiap personel. Sehingga lahir karya berjudul “RASA” kemudian.

Sesuai dengan namanya, Bhavana lahir sebagai sebuah proses “meditatif” dalam menemukan keselarasan kolektif. Memadu-padankan setiap frekuensi menjadi sebuah bangunan harmoni yang utuh. Mengkonstruk ideom modern dan etnik dalam kesatuan bahasa musikal yang dapat menyusup di antara ruang penghayatan masyarakat, mengkonstruk imaji dalam menikmati bunyi.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 4,082

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *