Special Klik

Profil Nurdin Abdullah: Kepala Daerah Bergelar Profesor yang Diusung PDI Perjuangan, Sempat Mendapat Penghargaan Anti Korupsi

Publik dikejutkan dengan ditangkapnya Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (27/02/2021).

Nurdin Abdullah ditangkap KPK bersama lima orang lainnya beserta uang Rp1 miliar.

Kabar ditangkapnya Nurdin Abdullah ini tentu mengejutkan. Profil mentereng yang disandang mantan Bupati Bantaeng dua periode ini membuat publik susah percaya.

Sebelum terjun ke politik, Nurdin adalah seorang akademisi. Ia adalah satu-satunya kepala daerah yang menyandang satus guru besar.

Ia mendapatkan status guru besar dari Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Sebelumnya, Nurdin menamatkan studi S1 di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas. Melanjutkan studi S2 dan S3 di Agriculture Kyushu University di Tokyo, Jepang.

Saat masih menjabat sebagai Bupati Bantaeng, Nurdin pernah mendapat penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) pada 2017.

Nurdin Abdullah menjadi gubernur setelah memenangkan Pilkada Sulawesi Selatan pada 2018. Ia diusung oleh PDI Perjuangan, PKS, dan PAN.

Baca juga :   Parlemen Antar-Negara Asia Komitmen Jaga Warisan Budaya dan Sejarah Kawasan Asia

Dilaporkan Dugaan Korupsi Mega Proyek MNP

Pada akhir tahun 2020, Forum Komunikasi Lintas (Fokal) NGO Sulawesi melaporkan  Nurdin Abdullah dalam dugaan kasus korupsi mega proyek Makassar New Port Sulsel pada Senin (07/12/2020).

Dilansir dari edunews.id (07/12/2021), Koordinator Fokal NGO Sulawesi Djusman AR mengatakan saat itu bahwa Nurdin terindikasi kuat melakukan tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) bersama-sama dengan aparat Pemprov Sulsel dan kolega.

Djusman mengungkapkan adanya rekayasa sistemik, yakni adanya kejanggalan pada proses pengurusan dokumen di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulsel yang melibatkan PT Banteng Laut Indonesia dan PT Nugraha Timur Indonesia.

Pengurusan Amdal dua perusahan tersebut terbilang sangat cepat. Hal ini tidak berlaku untuk perusahaan yang lain.

“Kita tahu, Direktur Benteng Laut Indonesia beserta pemegang sahamnya dan Pemegang Saham PT Nugraha Timur Indonesia merupakan sahabat dari anak Nurdin Abdullah dan juga merupakan bagian dari tim pemenangan Nurdin Abdullah di Pilgub 2018 lalu. Bahkan anehnya. Di dua perusahaan ini terdapat orang yang sama, seperti Akbar Nugraha yang menjadi Direktur di Benteng Laut Indonesia tapi juga pemegang saham di Anugrah Indonesia Timur,” kata Djusman. (*)

Baca juga :   Jangan Ada Sekolah yang Tertinggal Karena Belum Siap Implementasikan Kurikulum Merdeka Belajar
Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 556