Info KlikersPendidikanSosial Budaya

Apa Yang Menjadi Ide Dasar Tentang Perkawinan? Mengapa Kecenderungan Untuk Kawin Dalam Diri Manusia Kuat? Simak Penjelasanya

Pernikahan merupakan pengejawantahan ikatan kasih sayang sepasang anak manusia atau bahkan setiap mahluk yang bernyawa. Dalam lingkup sosial, segala sesuatu yang berkenaan dengan pernikahan telah diakomodasi dan diantur oleh agama maupun adat.

Islam sendiri telah mengeluarkan undang-undang khusus dalam hal pernikahan. Dalam Al-Qur’an, untuk saling meluapkan kasih sayang tercermin dalam ayat, 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan utukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar Rum: 20).

Kecenderungan kawin yang merupakan bukti rasa kasih dalam diri manusia adalah kecenderungan alamiah yang melekat kuat dan mustahil dihilangkan.

Dalam sejarah manusia, tidak pernah ditemukan suatu tradisi yang tidak mengenal perkawinan. 

Tidak ada bukti yang dapat menguatkan teori yang mengatakan bahwa pada masa tertentu ada sekelompok manusia yang pernah hidup tanpa keluarga, sekalipun dalam tradisi bangsa-bangsa primitif yang sering dijadikan argumen untuk mengetahui sejarah awal umat manusia.

Kecenderungan untuk kawin dalam diri manusia, selain didukung oleh argumen antropologis dan teologis sebagaimana telah disebutkan, juga dapat dibuktikan dengan argumentasi biologis maupun psikologis.

Secara biologis, dalam tubuh manusia terdapat hormon-hormon yang berfungsi mendorong manusia melakukan hubungan seks ketika ada rangsangan-rangsangan tertentu.

Tubuh perempuan memiliki indung telur dan tubuh laki-laki menghasilkan sperma.

Dalam tubuh laki-laki dan perempuan, terdapat dua hormon kelamin, yaitu Folike Stimulating Hormone (FSH) dan Lutheinizing Hormone (LH).

FSH pada diri perempuan berfungsi merangsang pertumbuhan folikel di dalam indung telur, sedangkan dalam tubuh laki-laki hormon ini berfungsi untuk mempengaruhi proses pembuatan sperma.

Kondisi biologis tidak langsung telah mempengaruhi kondisi psikologis bagi perempuan dan laki-laki. 

Adanya berbagai hormon yang mempengaruhi seperti hormon progesteron atau disebut juga hormon cinta merupakan bukti bahwa kecenderungan mencintai telah tertanam secara alami dalam tubuh manusia.

Sedangkan perkawinan merupakan implementasi dari rasa cinta tersebut. dengan demikian, keberadaan perkawinan telah menemukan dasarnya dalam tubuh biologis manusia.

Hal ini dikuatkan dengan pandangan antropologi yang tidak pernah menemukan suatu tradisi yang tidak mengenal praktek perkawinan.

 

Referensi:

KH. Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. 2009. Kearifan Syariat Menguak Rasionalitas Syariat dari Perspektif Filosofi, Medis dan Sosiohhistoris. Kediri: Lirboyo Press

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 819

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *