Opini

Makna Pemberian (Bagian 1)

Oleh: Karlina Helmanita

(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)

Pemberian adalah kata benda artinya sesuatu yang didapat dari orang lain (karena diberi), dari KBBI, padanan Arabnya disebut العطاء al’atha.

Dari Ibnu Atha’illah, makna sufistik dari kata pemberian, terekam dalam tuturannya berikut:

متى فتح باب الفهم في المنع عاد المنع عين العطاء.

Mata fataha baabal fahmi fil man’i ‘aadal man’u ‘ainal ‘athaa-i.

“Ketika Dia membukakan pintu pemahaman kepadamu tentang mengapa kamu tidak diberi, hal itu merupakan bentuk pemberian.”

Hikmah kata pemberian dalam makna Atha’illah ini menyadarkan kita bahwa Tuhan sedang memperlihatkan kuasaNya. Pemahaman semacam ini yang diberikanNya kepada makhlukNya.

Karenanya, ketika kita meminta kepada yang Mahakuasa, lalu tidak adanya pemberian itu, maka itu juga merupakan salah satu bentuk rahmatNya (karena Dia Mahatahu bahwa itulah yang terbaik untuk makhlukNya).

Sebaliknya, ketika Allah memberi kesenangan dunia walaupun secara lahir tampak seperti pemberian, jangan kita lihat lahirnya saja. Lihatlah hakikatnya, seorang hamba haruslah menyerahkan putusan, pengaturan, dan pilihan kepada Tuhannya, baik di saat adanya dan tidak ada pemberianNya.

Karenanya, Ibnu Atha’illah juga menyitir narasi hadis, “Janganlah seseorang dari kalian seperti hamba yang buruk; jika takut barulah ia bekerja. Jangan pula menjadi seperti seorang pekerja yang buruk; jika tidak diberi upah, tidak mau bekerja.”

Teruslah beramal, bekerja, menapak tilas dunia….menuju rumah keabadian kita semua.

Salam Pemberian Untuk Semua.
Wujudkan Pesantren Jendela Dunia.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 140

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *