Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung mendapat penghargaan pengelola program Kuliah Kerja Nyata Revolusi Mental (KKN RM) terbaik tingkat nasional tahun 2018.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, Kamis (04/04/2019).
Program KKN RM terselenggara atas kerjasama Kemenko PMK, Kemenristekdikti dan Kementerian Agama. Program ini sudah berjalan empat kali dan diikuti 38 PTN/PTKN se-Indonesia.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Ngainun Naim mengatakan, keikutsertaan IAIN Tulungagung dalam program KKN RM adalah bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan kampus.
“KKN RM adalah bentuk komitmen yang kuat seluruh civitas akademika IAIN Tulungagung dalam persoalan karakter dan mental bangsa,” kata Naim di Tulunggagung, Senin (08/04/2019).
Selain KKN RM, kata Naim, IAIN Tulungagung juga menyelenggarakan KKN Kebangsaan, KKN Nusantara, KKN Internasional (Thailand), dan KKN reguler yang selama ini rutin dilaksanakan.
“KKN Reguler telah mendorong dan menggerakan masyarakat di Kabupaten/Kota di sekitar kampus,” tambah Naim.
Menurut Naim, koordinasi, diskusi, dan pendampingan secara intensif dengan peserta KKN RM menjadi kunci keberhasilan LP2M.
Pendampingan program menjadi titik penting, selain pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
“Pejabat Rektorat, Dosen Pendamping Lapangan (DPL), dan pegawai LP2M melakukan open manajemen yang dipantau khusus oleh Kemenko PMK,” paparnya.
Pada tahun anggaran 2018, KKN RM di IAIN Tulungagung diikuti 540 mahasiswa yang terbagi dalam 36 kelompok.
Mereka diterjunkan di 18 Desa dan 2 Kecamatan, yaitu di Kecamatan Bakung dan Wonotirto Kabupaten Blitar.
IAIN Tulungagung bersanding dengan LP2M Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) untuk menerima penghargaan sebagai kampus terbaik dalam Bidang Pelaksanaan Program KKN RM.
“Prestasi ini semoga menjadi awal yang baik untuk terus memacu inovasi dan produktifitas program pengabdian kepada masyrakat, di IAIN Tulungagung,” tutup Naim. (*)
