Global ReviewInternasional

Waspada! Sri Lanka Alami Lonjakan Kasus Demam Berdarah

Para ahli kesehatan di Sri Lanka pada hari Rabu (17/11/2021) memperingatkan peningkatan pesat kasus demam berdarah di tengah derasnya hujan monsun yang menyebabkan banjir di beberapa distrik.

Kementerian Kesehatan Sri Lanka melaporkan bahwa 16.042 orang telah tertular penyakit yang dibawa nyamuk  di tahun ini. Hujan monsun yang berkelanjutan dan banjir – menjadi lahan subur bagi perkembangbiakan nyamuk. Hujan monsun ini telah menyebabkan lonjakan kasus sejak awal November. 

Dr Shilanthi Seneviratne, seorang dokter komunitas di Unit Pengendalian Demam Berdarah Nasional, mengatakan kepada Arab News bahwa 2.195 kasus demam berdarah baru dilaporkan di seluruh Sri Lanka dalam dua minggu terakhir, hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan periode monsun tahun lalu.

“Ini karena ada ratusan titik perkembangbiakan nyamuk yang diakibatkan adanya hujan lebat,” paparnya menambahkan. Sebagian besar  kasus infeksi terjadi di Provinsi Barat dan di distrik Batticaloa Provinsi Timur dengan kepadatan penduduknya yang tinggi.

Peningkatan jumlah kasus demam berdarah juga telah dilaporkan terjadi di ibu kota Sri Lanka, Kolombo. Kepala ahli epidemiologi Dr. Dinu Guruge mengatakan langkah-langkah khusus telah dilakukan untuk menahan penyebaran.

“Kami telah membentuk regu khusus untuk memeriksa daerah genangan air untuk mencegah tempat perkembangbiakan nyamuk,” katanya seperti dilansir Arab News, seraya menambahkan bahwa para pejabat telah mengecek dari rumah ke rumah untuk memantau situasi.

Demam berdarah umum terjadi di Asia Selatan, terutama selama musim hujan, dan dapat mematikan jika tidak diobati. Ketika gejala muncul, penyakit ini mungkin disalahartikan sebagai penyakit lain, seperti flu, dan biasanya mulai empat hingga 10 hari setelah infeksi. Gejala khasnya adalah demam mendadak, sakit kepala, dan nyeri otot dan sendi.

Demam berdarah dikonfirmasi secara diagnostik di Sri Lanka pada tahun 1962 dan telah diketahui endemik sejak awal abad ini. Wabah paling parah dilaporkan pada tahun 2017, ketika jumlah kasus yang dikonfirmasi di negara kepulauan berpenduduk 21 juta itu melampaui 186.000.

Demam berdarah menginfeksi ratusan juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan prevalensinya terus meningkat. Data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa hanya 15.000 kasus ditemukan di sembilan negara pada tahun 1960, tetapi sekarang menginfeksi 390 juta per tahun di lebih dari 100 negara.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 188

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *