Global ReviewInternasional

Miris! Serangan Udara AS yang Tewaskan 10 Warga Sipil Afghanistan Tak Langgar Hukum Perang

WASHINGTON: Serangan pesawat tak berawak AS di Kabul pada Agustus yang menewaskan 10 warga sipil Afghanistan dinilai sebagai kesalahan tragis tetapi tidak melanggar hukum apa pun, kata seorang inspektur jenderal Pentagon, Rabu (03/11/2011).

Tiga orang dewasa, termasuk seorang pria yang bekerja untuk sebuah organisasi bantuan AS, dan tujuh anak-anak tewas dalam operasi 29 Agustus, dengan target yang diyakini adalah sebuah rumah dan kendaraan yang diduduki oleh militan Daesh.

“Penyelidikan ini tidak menemukan pelanggaran hukum apapun, termasuk Hukum Perang. Kesalahan eksekusi dengan bias konfirmasi dan gangguan komunikasi menyebabkan tewasnya korban sipil yang amat disesalkan,” Letnan Jenderal Sami Said, inspektur jenderal Angkatan Udara AS, mengatakan dalam sebuah laporan.

“Itu adalah kesalahan yang jujur,” kata Said kepada wartawan di Pentagon.

“Tapi itu bukan tindakan kriminal, tindakan acak, kelalaian,” katanya.

Said mengatakan orang-orang yang terlibat langsung dalam serangan itu, yang terjadi selama evakuasi puluhan ribu warga Afghanistan yang dipimpin AS setelah Taliban menguasai negara itu, benar-benar percaya “bahwa mereka menargetkan serangan yang akan segera terjadi.”

“Target serangan yang dimaksudkan, kendaraan, isinya dan penumpangnya, benar-benar dinilai pada saat itu sebagai ancaman yang akan segera terjadi terhadap pasukan dan misi AS di Bandara Internasional Hamid Karzai,” kata laporan itu.

Namun, katanya, interpretasi intelijen dan pengamatan mobil yang ditargetkan dan penumpangnya selama delapan jam “sangat tidak akurat,” katanya.

“Yang mungkin rusak bukanlah intelijen, tetapi korelasi kecerdasan itu dengan rumah tertentu,” jelas Said.

Militer AS yakin bahwa pihaknya menargetkan gerilyawan ISIS yang merencanakan serangan terhadap operasi evakuasi, tiga hari setelah serangan bom bunuh diri di bandara yang menewaskan 13 anggota militer AS dan sejumlah warga Afghanistan.

Mobil itu diduga berisi bahan peledak seperti yang digunakan dalam serangan sebelumnya.

Setelah penyelidikan awal, Pentagon mengakui pada 17 September bahwa serangan yang menewaskan warga sipil ini adalah “kesalahan tragis.”

Pentagon mengatakan bahwa anggota keluarga yang masih hidup akan diberi kompensasi.

Said mengatakan bahwa tidak ada satu titik kegagalan atau seseorang yang harus disalahkan atas kesalahan tersebut. Dia juga mengatakan bukan tanggung jawabnya untuk memutuskan apakah seseorang harus dihukum karena kesalahan tersebut.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 189

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *