Global ReviewInternasional

Iran Sita Kapal Tanker Minyak Vietnam, AS Meradang

DUBAI: Iran menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Vietnam di Teluk Oman bulan lalu dan sampai saat ini masih menahan kapal tersebut.  Demikian dua pejabat AS menyampaikan kepada The Associated Press pada hari Rabu (03/11/2021). Peristiwa ini merupakan provokasi terbaru di perairan Timur Tengah. Banyak ahli melihat bahwa tragedi ini makin menandai meningkatnya ketegangan hubungan antara Iran dan Amerika Serikat atas program nuklir Teheran.

Pasukan Garda Revolusi paramiliter Iran mengambil alih kapal MV Southys, sebuah kapal yang dicurigai melakukan pengiriman minyak mentah dari Iran ke Asia pada 24 Oktober lalu. Pasukan AS telah memantau pengambilalihan kapal tersebut namun pada akhirnya tidak mengambil tindakan apa pun saat kapal tersebut berlayar ke perairan Iran.

Iran merayakan penangkapan kapal tersebut dalam rekaman yang ditayangkan di televisi pemerintah, sehari sebelum peringatan 42 tahun pengusiran Kedutaan Besar AS di Teheran pada 1979.

Pejabat di Kedutaan Besar Vietnam di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh AP dari MarineTraffic.com menunjukkan kapal itu masih berada di lepas pantai selatan Iran, Bandar Abbas, Selasa. Sebuah foto satelit dari Planet Labs Inc. juga menunjukkan kapal itu ada di lepas pantai Bandar Abbas dalam beberapa hari terakhir.

Kedua pejabat AS yang menyampaikan peristiwa ini tidak ingin disebutkan namanya karena informasi tersebut belum diumumkan di tengah upaya untuk memulai kembali pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir Iran 2015 yang compang-camping dengan kekuatan dunia. 

Negosiasi soal nuklir terhenti di Wina sejak pemilihan Presiden garis keras Ebrahim Raisi pada Juni lalu. Ditunjuknya Ebrahim Raisi memungkinkan Iran untuk melanjutkan program nuklirnya dan meningkatkan kewaspadaan di ibu kota Barat. Negosiator nuklir utama Iran mengatakan pekan lalu bahwa pembicaraan akan dilanjutkan pada November, tetapi tidak memberikan tanggal spesifik.

Para pejabat AS berbicara kepada AP setelah TV pemerintah Iran menawarkan serangkaian laporan kontradiktif tentang konfrontasi antara Garda dan Armada Angkatan Laut AS ke-5 yang berbasis di Timur Tengah. TV pemerintah berusaha untuk melemparkan insiden itu sebagai tindakan agresi Amerika terhadap Iran di Teluk Oman. Sementara itu, Angkatan Laut AS menahan sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran dan Garda Iran membebaskan kapal ini dan membawanya kembali ke Republik Islam.

Para pejabat AS menolak versi peristiwa Iran. Teheran juga tidak memberikan rincian nama kapal, atau penjelasan mengapa Angkatan Laut mungkin menargetkannya. Misi Iran untuk PBB tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pejabat Iran menggembar-gemborkan penahanan kapal sebagai tindakan heroik, dengan Raisi memuji Garda Revolusi di Twitter. Menteri perminyakan negara itu, Javad Owji, berterima kasih kepada Garda Revolusi karena “menyelamatkan kapal tanker minyak Iran dari bajak laut Amerika.”

TV pemerintah merilis rekaman yang menunjukkan drone pengintai Iran memantau sebuah kapal tanker merah raksasa di Teluk Oman. Pasukan komando Iran bersenjata berat kemudian naik ke kapal dari helikopter saat speedboat kecil mengepung kapal dan kapal katamaran Iran berpatroli di perairan.

Video itu tampaknya menunjukkan pasukan Garda Iran mengarahkan senapan mesin yang dipasang di dek ke USS The Sullivans, sebuah kapal perusak rudal kelas Arleigh Burke. Foto yang dirilis oleh militer AS ini menunjukkan The Sullivans baru-baru ini ada di Laut Arab dekat Teluk Oman. Status dan susunan kru Sothys tidak segera diketahui. 

Perebutan kapal Southys oleh Iran akan menjadi babak terbaru dalam serangkaian pembajakan dan ledakan yang mengguncang Teluk Oman, sebuah teluk yang terletak di dekat Selat Hormuz, Teluk Arab yang sempit yang dilalui seperlima kapal dunia yang membawa minyak yang diperdagangkan.

Angkatan Laut AS menyalahkan Iran atas serangkaian serangan terhadap kapal- kapal tanker pada 2019, serta atas serangan pesawat tak berawak terhadap kapal tanker minyak yang terkait dengan Israel yang menewaskan dua anggota awak Eropa awal tahun ini. Hanya beberapa bulan yang lalu, pembajak Iran menyerbu dan secara singkat menangkap sebuah kapal tanker aspal berbendera Panama di lepas pantai Uni Emirat Arab.

Teheran membantah melakukan serangan itu, tetapi perang bayangan yang lebih luas antara Iran dan Barat telah terjadi di perairan yang bergejolak di kawasan itu sejak Presiden Donald Trump saat itu menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan memberlakukan sanksi berat terhadap negara itu.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 188

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *