Sebuah insiden terjadi di salah satu proyek nuklir Iran. Insiden ini menyebabkan padamnya listrik di sebagian wilayah Iran.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran mengatakan asal muasal padamnya listrik belum diketahui tetapi sejauh ini tidak korban dan tidak ada polusi karena kebocoran uranium. Dia menambahkan bahwa pihak berwenang telah memulai penyelidikan penyebab insiden ini. Ketika diitanya apakah itu tindakan sabotase, Behrouz Kamalvandi mengaku belum memiliki informasi tambahan.
Natanz, Pabrik Pengayaan Uranium Utama
Pada Juli 2020, sebuah ledakan menghancurkan sebagian gedung perakitan sentrifugal baru. Iran kemudian menuduh Israel berada di balik sabotase ini. Situs Natanz adalah pabrik pengayaan utama negara tersebut. Setelah ledakan misterius tahun lalu, pihak berwenang memutuskan untuk membangun situs bawah tanah untuk perakitan sentrifugal baru.
Sabtu 10 April, dalam upacara yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rohani, sentrifugal IR-6 dan IR-9, yang masing-masing sepuluh dan lima puluh kali lebih kuat daripada perangkat IR-1 lama yang digunakan oleh Iran sebelum perjanjian pembangkit listrik tenaga nuklir pada tahun 2015, telah ditampilkan atau dioperasikan.
Cegah dengan Segala Cara
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel tidak merahasiakan tekadnya untuk mencegah pengembangan program nuklir Iran dengan segala cara.
Diskusi sedang berlangsung di Wina antara Republik Islam dan negara-negara pihak lain dalam perjanjian 2015 (Jerman, Cina, Prancis, Inggris Raya, dan Rusia) tentang bagaimana mengajak kembali Amerika Serikat ke dalam pakta ini dan untuk membawa Iran kembali ke dalam kepatuhan penuh dengan perjanjiannya.
Teheran selalu membantah keinginan untuk memproduksi bom atom, dan Rouhani mengulangi pada hari Sabtu 10 April bahwa semua kegiatan nuklir di negaranya murni “damai”. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang melihat Republik Islam sebagai ancaman eksistensial bagi negaranya, menuduh Teheran berusaha secara diam-diam memproduksi senjata atom.
Sumber: RFI
