Info KlikersSosial Budaya

“Raden Santri: Panglima Mataram yang Menggema, Membawa Cahaya Islam ke Magelang”

Kyai Raden Santri adalah sosok yang sangat terkenal di kalangan masyarakat, terutama di Magelang dan wilayah sekitarnya. Beliau yang biasa disapa dengan sebutan Mbah Kyai Raden Santri, merupakan anak dari Ki Ageng Pamanahan dan memegang gelar Kanjeng Pangeran Singosari, mewarisi garis keturunan dari Prabu Brawijaya.

Raden Santri, namanya secara tegas disebut dalam Babad Tanah Jawi di mana disebutkan bahwa Ki Ageng Pemanahan memiliki 7 anak, termasuk Raden Santri. Meskipun demikian, peran sosok ini tidak terlalu ditekankan dalam narasi selanjutnya. Sebaliknya, dalam Puncak Kekuasaan Mataram, nama Singasari muncul sebagai saudara Panembahan Krapyak alias anak Senopati di masa pemerintahan Sultan Agung.

Dilansir dari Mojok.co, tentang penggunaan gelar Singasari, De Graaf dalam karyanya Awal Kebangkitan Mataram memberikan penjelasan menarik. Senopati mengambil nama ini dengan tujuan melampaui para penguasa di ujung timur Jawa, mengaitkannya dengan gelar yang lebih kuno dan otentik daripada Majapahit. Buku tersebut juga menyebutkan Singasari sebagai saudara Senopati, yang bersama dengan beberapa tokoh lain, ikut ambil bagian dalam serangan Mataram Islam ke Ponorogo pada masa pemerintahan Senopati untuk memperluas wilayah.

Peran Raden Santri Sebagai

Raden Santri adalah seorang tokoh  penyebar  agama Islam di wilayah Kedu, yang kini meliputi Magelang. Selama perjalanannya, beliau dengan tulus meninggalkan semua tanda kebangsawanan, termasuk gelar pangeran, sebagai bentuk pengabdian sepenuh hati dalam menyebarkan ajaran Islam.

Di lereng barat gunung Merapi, terdapat sebuah bukit tempat Pangeran Singosari  menetap. Meskipun bukit tersebut tidak begitu tinggi, namun dilimpahi oleh rumpun bambu yang lebat. Dari kejauhan, tampak pemandangan gunung yang terselimuti oleh hijaunya rumpun bambu. Oleh karena itu, kawasan tempat tinggal Pangeran Singosari dikenal dengan nama Gunung Pring. Dengan keinginan untuk hidup sederhana bersama rakyat, Pangeran Singosari sengaja menyembunyikan identitas kebangsawanan. Berkat keteladanan dan latar belakangnya sebagai santri pesantren, masyarakat setempat memberinya julukan akrab, yaitu Raden Santri.

Kyai Raden Santri bukan hanya seorang panglima yang memimpin Mataram, namun juga seorang penyebar agama Islam yang berdedikasi. Ia tidak hanya menyediakan pemahaman agama kepada masyarakat, tetapi juga memberikan contoh nyata dengan mengajarkan praktik-praktik keagamaan, seperti sholat. Kelembutan dan kebijaksanaannya dalam berdakwah tercermin dalam sikapnya terhadap hal-hal kecil, seperti meniup nyamuk yang menempel pada tubuhnya.

Peran besar Raden Santri dalam penyebaran agama Islam mencapai puncaknya ketika ia berhasil mendirikan Desa Santren, sebuah bukti nyata dari dukungan dan pengaruh positif yang dihasilkan oleh dakwahnya. Desa Santren menjadi simbol keberhasilan dalam membebaskan masyarakat dari kebodohan, bencana, serta mengangkat derajat kehidupan menuju jenjang yang lebih baik.


Kyai Raden Santri merupakan salah satu ulama pionir yang aktif menyebarkan agama Islam di sejumlah daerah, termasuk di wilayah sekitar gunung-gunung seperti Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan pegunungan Menoreh sepanjang Kali Progo.

Pernyataan bahwa Kyai Raden Santri memiliki misi besar untuk membebaskan rakyat dari kebodohan dan bencana, serta meningkatkan derajat kehidupan, menggambarkan tekadnya untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dalam perjuangannya, Kyai Raden Santri mendapatkan dukungan besar dari para santrinya, yang akhirnya melahirkan Desa Santren sebagai bukti kesuksesan dan pengaruh positif dari dakwahnya.

Keturunan Kyai Raden Santri, khususnya di wilayah Gunung Pring, menjadi para ulama yang terus menerus memainkan peran penting sebagai penyebar agama Islam. Warisan tersebut kini berlanjut melalui Pondok Pesantren Darussalam di Watucongol.

Dengan mengenal lebih dalam tentang Raden Santri, kita dapat mengapresiasi warisan spiritual dan keagamaan yang telah dibangunnya di Magelang. Peran sebagai Panglima Mataram dan penyebar agama Islam menjadikan Raden Santri sebagai tokoh yang memainkan peran penting dalam membentuk sejarah dan identitas kultural di wilayah Magelang.

 

 

Refrensi

Cahyadi, S. (2022, April 29). Menziarahi Makam Raden Santri, Panglima Mataram dan Penyiar Agama Islam. Retrieved Februari 27, 2024, from Mojok.co: https://mojok.co/liputan/histori/menziarahi-makam-raden-santri-panglima-mataram-dan-penyiar-agama-islam/

Qowiyyudin, A. (2020). MAKAM GUNUNGPRING: BAHASA TUTUR PERANKYAI RADEN SANTRI PADA ISLAMISASI TAHUN 1660-. Panangkaran, 79.

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,732

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *