KLIKERS.id – Kelurahan Pantoloan Boya menggelar rapat lintas sektor, pada rabu (13/09/2023) tentang pencegahan pernikahan anak. Kegiatan ini di prakarsai dan difasilitasi oleh lurah Pantoloan Boya.
Pasalnya rapat tersebut digelar sebab ada kegelisahan masyarakat setempat dimana maraknya pernikahan anak di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, pembahasan pertama yakni Rizal dari pengadilan setempat. Rizal membahas tentang apa hukum agama dan hukum perundang undangan terhadap pernikahan anak.
Sementara itu, pembahasan kedua dari kepala KUA Tawaeli, Ahmad agung lembah, yang membahas tentang apa dampak negatif dan mudhoratnya dari pernikahan anak.
Selanjutnya, oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, bersama lurah, kemudian merembuk apa kira kira solusi yg harus dilakukan atas persoalan tersebut.
Adapun hasil dari rapat lintas sektor itu menghasilkan beberapa poin yaitu :
1. Masyarakat Pantoloan Boya, bersepekat akan memberikan sangsi kepada warganya yang menikah usia anak, dengan tidak menghadiri dan mengurus acara pernikahan tersebut baik itu Tokoh adat, imam setempat dan pegawai syara..
2. Memberikan sangsi berupa sangsi dokumen, dimana lurah setempat tidak akan mengeluarkan N 1 kepada warga yang menikah di usia anak. Sehingga tidak bisa ke pengadilan agama utk dispensasi, dan tidak bisa memperoleh buku nikah di KUA. Sampai mereka genap usia menikah 19 tahun.
3. Komitmen bersama ini akan kami deklarasikan pada hari Minggu tgl 17 september jam 10 pagi di kelurahan Pantoloan Boya..
4. Setelah kami deklarasikan, maka kami akan mensosialisasikan ke masyarakat sampai 3 bulan ke depan ,dan mulai per 1 Januari 2024, sangsi akan sudah kami jalankan dan terapkan di masyarakat.
Diketahui, rapat lintas sektor kecamatan Tawaeli, yang di hadiri langsung oleh ibu camat Tawaeli, babinsa kelurahan Pantoloan Boya, kepala kua Tawaeli, urusan dari pengadilan agama, lurah Pantoloan Boya, tokoh adat tokoh agama tokoh masyarakat, tokoh Pemuda dan LSM wahana visi, dan beberapa pihak terkait.
