Global Review

Partai Sayap Kanan Turki Galang Dana untuk Usir Pengungsi Suriah

ANKARA: Partai Kemenangan (Zafer) anti-pengungsi Turki telah melakukan kampanye penggalangan dana dengan janji uang yang terkumpul akan digunakan untuk membeli tiket bus sekali jalan untuk memulangkan semua pengungsi Suriah.

Dalam sebuah video kampanye, partai tersebut menanyakan nama-nama pendukung yang ingin mereka kirim kembali ke Suriah. Mereka akan membeli tiket tidak hanya untuk para pengungsi tetapi juga untuk mereka yang mendukung hak-hak pengungsi di Turki.

“Penjualan tiket untuk perjalanan satu arah Zafer Tourism ke Damaskus baru saja dimulai,” kata pendiri partai itu, Umit Ozdag, dalam pesan yang diposting di Twitter saat dia meminta pendukung untuk menanggapi dengan nama-nama warga Suriah yang ingin mereka buat untuk “reservasi awal”.

Partai Kemenangan sebelumnya telah berjanji untuk mendeportasi semua pengungsi Suriah dalam waktu satu tahun jika memperoleh kekuasaan. Namun dengan kampanye terbarunya, Ozdag juga menargetkan warga Turki yang telah mengadopsi sikap pro-pengungsi, termasuk jurnalis Nagehan Alci, dengan menambahkan nama mereka ke dalam daftar “persona non grata”.

Wartawan Suriah-Turki Ahmet Hamo juga menjadi sasaran kampanye tersebut, yang menampilkan tiket bus dengan namanya di atasnya. Ozdag sebelumnya bersumpah untuk mencabut kewarganegaraan Hamo jika Zafer mengambil alih kekuasaan.

Menurut PBB, Turki menampung sekitar 3,6 juta warga Suriah yang terlantar akibat perang saudara. Partai Kemenangan didirikan dengan mengusung platform anti-pengungsi. Sementara itu, Ozdag sering mengunjungi bisnis yang dikelola warga Suriah untuk meminta mereka meninggalkan negara tersebut secepat mungkin. Baru-baru ini partai ini merilis sebuah video di YouTube, yang disebut Silent Invasion, untuk memperingatkan orang-orang tentang dugaan masa depan distopia untuk Turki di mana orang Arab melebihi jumlah orang Turki.

Ruhat Sena Aksener, penjabat direktur Amnesty International Turki, mengatakan banyak pengungsi dan pencari suaka di kamp-kamp Turki terus hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran akan dikirim kembali ke negara Suriah yang masih dilanda perang.

“Pernyataan diskriminatif yang muncul di depan umum menambah kekhawatiran mereka akan dikirim kembali, didiskriminasi, dan diekspos pada ancaman dan tindakan rasis,” katanya kepada Arab News.

“Meningkatnya serangan fisik terhadap pengungsi dan imigran dengan munculnya retorika anti-pengungsi adalah indikator paling jelas dari hal ini.”

Sumber: Arab News

What's your reaction?

Related Posts

1 of 75

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *