Klik-Talk

Prof Al Makin dan Gagasanya Bawa UIN Sunan Kalijaga Lebih Berkontribusi Untuk Bangsa dan Dunia

Keragaman dan perdamaian menjadi tema pokok pemikiran Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Al Makin.

Tema-tema tersebut bisa kita temukan dalam banyak tulisan ataupun ceramah yang ia sampaikan di berbagai kesempatan.

Komitmen akan keragaman dan perdamaian itu ia tunjukkan dalam sebuah lukisan yang terpampang di sudut ruang kerjanya sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga.

Sosok pendiri KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari, ia dampingkan secara harmonis, menyiratkan pesan bahwa perbedaan tidak menghalangi silaturrahmi.

Lebih dari itu, perbedaan seharusnya menjadi kunci untuk memajukan peradaban sebuah bangsa.

Selain itu, komitmen akan keragaman dan perdamaian ia tunjukkan dalam sebuah visi besar perguruan tinggi, yaitu “UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, UIN Sunan Kalijaga mendunia”.

Ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu, Prof Al Makin mengatakan tangline tersebut merupakan ide besar UIN Sunan Kalijaga tentang kebangsaan dan dunia.

Saat ini alumni UIN Sunan Kalijaga telah tersebar di mana-mana. Bagi Al Makin mereka adalah aset berharga, tidak hanya bagi UIN Sunan Kalijaga, tetapi juga untuk Indonesia.

Baca juga :   Cucurak: Tradisi Berbagi dan Kebahagiaan dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Bogor

“Misalnya Prof Mukti Ali  menjadi menteri di era Orde Baru, kemudian saat ini di era Jokowi ada Bapak Nizar yang menjadi Sekjen (Kemenag), Bapak Yudian menjadi kepala BPIP, para alumni UIN Sunan Kalijaga ini di mana-mana ada yang jadi gubernur, wakil gubernur, bupati, ini yang dimaksud “untuk bangsa,” kata Al Makin.

Selain melahirkan alumni yang bermanfaat untuk bangsa, gagasan “UIN Sunan Kalijaga Untuk Bangsa” juga dalam rangka menghadirkan wacana perdamaian dengan menghadirkan nilai-nilai Pancasila yang mulai redup seiring dengan munculnya ideologi-ideologi baru.

“Jadi kita ikut prihatin kepada Bangsa Indonesia ini banyak persoalan diantaranya sektarianisme, konservatisme, radikalisme dan pelan-pelan ideologi yang bisa memecah belah Indonesia,” kata Al Makin.

Untuk menghadirkan nilai-nilai Pancasila tersebut, Al Makin menyampaikan bawa UIN Sunan Kalijaga telah membentuk Pusat Studi Pancasila dan Rumah Moderasi, Keragaman, dan Kebhinekaan.

“Selain itu, mahasiswa juga digembleng dengan tema-tema kebangsaan dan keragaman,” jelas Al Makin.

Baca juga :   Keunikan Islam dalam Kebudayaan Jawa: Memelihara Harmoni dan Kekayaan Budaya

Sedangkan gagasan “UIN Sunan Kalijaga Mendunia” menurut Al Makin adalah upaya UIN Sunan Kalijaga dalam menghadirkan wacana Islam Indonesia di pentas global.

Islam Indonesia seharusnya menjadi rujukan bagi wacana-wacana keislaman mengingat jumlah pemeluk Islam di Indonesia terbesar di dunia.

“Ini kan orang Islam ngomong kembali ke Timur Tengah, Mesir, Arab Saudi, kita mempunyai versi sendiri, budaya Islam yang berbeda,” jelas Al Makin.

Untuk menghadirkan wacana tersebut, Al Makin menyampaikan saat ini telah banyak alumni dan dosen UIN Sunan Kalijaga yang berkiprah di dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 144