OpiniSosial Budaya

Dibalik Prestasi Gemilang RB Leipzig

Klub sepakbola Jerman RasenBallsport Leipzig (RB Leipzig) mengukir rekor yang sangat mencengangkan: klub termuda dengan pelatih termuda yang sukses melaju ke semi-final  dan masih berpeluang melaju ke final bahkan menjadi juara Liga Champions Eropa tahun 2020.

Prestasi kesuksesan klub sepakbola yang barangkali kesuksesannya akan sulit terpecahkan sampai 100 tahun ke depan.

Belum banyak yang kenal RasenBallsport Leipzig. Saya juga tidak mengenal dan memperhatikan klub sepak bola “ingusan” ini. Ketika Leipzig berhasil mengandaskan Atletico Madrid di perempat final Liga Champions, barulah semua orang menengok klub yang baru berdiri 11 tahun yang lalu.

Ya, Leipzig melaju ke semifinal Liga Champions Eropa 2019/2020 dengan catatan gemilang. Leipzig mengalahkan Atletico yang sudah berumur 117 tahun, sebelumnya Leipzig juga mengalahkan Tottenham Hotspur yang sudah berusia 137 tahun.

Namun, Nagelsmann sang pelatih tetap humble, tidak sesumbar, dia berujar: “The team as a whole beat Tottenham before and now Atletico. It’s not about duels between coaches – not against [Jose] Mourinho, not against [Diego] Simeone and now not against [PSG coach Thomas] Tuchel either. It is a team game and the guys did brilliantly today.”

Lantas apa sebenarnya yang mempengaruhi prestasi gemilang Leipzig?

Di luar faktor di lapangan, menurut saya ada beberapa hal yang mempengaruhi prestasi RB Leipzig:

Pertama, klub ini didirikan oleh perusahaan Red Bull GmbH. Perusahaan yang sangat dekat dengan dunia olah raga sehingga eksekutifnya memiliki insting, strategi dan koneksi yang kuat perihal sepak bola. Co-owner RB Leipzig, Dietrich Mateschitz, adalah teman dekat legenda hidup sepak bola Jerman, Sang Kaisar Franz Beckenbauer. Banyak advis yang diberikan Franz ke Dietrich.

Kedua, investasi yang cukup besar. Forbes mencatat bahwa pada 2017 saja, turn-over keuangan Leipzig mencapai €217,8 juta. Bandingkan dengan 2016 sebesar €119,9 juta saat mereka mulai masuk Bundesliga. Hutang ke investor utama (Red Bull) juga naik dari €96,6 juta menjadi €164,4 juta.

Mungkin hal di atas adalah makna “it gives you wings…” yang diucapkan Dietrich Mateschitz dalam upayanya memperkuat dinasti Red Bull secara global. Artinya, tanpa dua hal itu tentu sulit juga membayangkan RB Leipzig bisa secepat ini terbang sampai ke level tertinggi di Eropa. Proses bisninya seperti klub-klub lain yang lebih mapan.

Namun, apapun itu tetap saja ukiran prestasi yang pantas dikasih dua jempol. RB Leipzig bukan kuda hitam, mereka adalah banteng merah terbang yang akan menghentak Eropa.

Oleh: Ahmad Maftuchan

Presiden Klikers Indonesia, Peneliti, penulis, pembelajar, ayah dari dua anak

What's your reaction?

Related Posts

1 of 1,129