Klik NewsSosial Budaya

Madrasah Student Leadership Award, Terobosan Milenial Dirjen Pendis Kemenag

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus mendorong madrasah menjadi sejajar dan makin kompetitif dengan sekolah umum. Terobosan dilakukan mengikuti zaman. Era milenial.

Farid Al Gafar, terlihat tenang. Menyampaikan pandangan dan gagasannya tentang organisasi sosial kepemudaan, sebuah harapan baru untuk Indonesia kepada teman-temannya.

Farid adalah pelajar dan pengurus OSIS di Madrasah Ulumul Qur’an. Sekolah setingkat SMA ini berada di Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak tanggal 27 hingga 30 November lalu di Hotel Angsana Bogor, Farid bersama 24 pelajar madrasah dari beberapa provinsi di Indonesia, berada di hotel itu.

Mereka menjalani karantina. Para pelajar madrasah ini, adalah peserta yang berhasil lolos seleksi dari ratusan pelajar Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia, dalam program kompetisi Madrasah Student Leadership Award.

Farid menjalani masa seleksi yang cukup panjang dan ketat, Farid dinyatakan sebagai juara I dan berhak mendapatkan penghargaan Madrasah Student Leadership Award.

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Dr H Umar, MA hadir pada malam seleksi itu. Dr H Umar, MA terlihat begitu bersemangat.

Di hadapan anak-anak belia, Dr H Umar MA terlihat tampil begitu akrab. Bahkan, caranya memanggilnya pun sangat milenial: kawan!

“Saya yakin, di antara kawan-kawan yang hari ini ada di sini, kelak suatu ketika akan menjadi pemimpin di negeri ini. Akan menjadi menteri. Akan menjadi anggota DPR. Akan menjadi gubernur. Bahkan, mungkin saja akan menjadi presiden,” katanya.

“Amiiin!” Serempak, semua yang di ruangan mengamini.

“Apapun kedudukan atau jabatan yang akan kawan-kawan emban di masa depan, ingat satu hal: jangan lupakan madrasah. Madrasah adalah salah satu garda bangsa, untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” kata Dr H Umar, MA tegas, dan peserta pun bersorak semangat.

Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Madrasah melakukan program karantina pada 24 pelajar Madrasah Aliyah. Ini terobosan baru, sebagai bagian dari pengembangan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah.

Semangat yang dibangun melalui Madrasah Student Leadership Award adalah:“Lebih baik madrasah, madrasah lebih baik.”

Baca juga :   Kemenag dan Unilever Jajaki Kerjasama Program Pesantren dan Kampung Zakat Sehat

Secara umum, program ini dirancang sebagai respon terhadap realitas masyarakat Indonesia. Terutama, permasalahan sosial yang menyeret kelompok anak-anak muda masuk di dalam lingkarannya: tawuran, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, bahkan tindak kriminalitas.

Madrasah Student Leadership Award, merupakan bagian dari upaya re-thinking (pemikiran kembali) dan re-inventing (penemuan kembali) dalam menciptakan dan menyiapkan kepemimpinan pemuda di dalam masyarakat. Membangun sosok pemimpin yang memiliki kepemimpinan matang, kompleks, dan multidimensional tidak bisa dilakukan begitu saja.

Model United Nations

Secara teknis penyelenggaraan, Madrasah Student Leadership Award dirancang sebagai ajang kompetisi debat dengan format simulasi perserikatan bangsa-bangsa (Model United Nations). Pesertanya, pengurus OSIS tingkat MA (Madrasah Aliyah) di seluruh Indonesia.

Tahapan Kegiatan dimulai melalui seleksi esai dengan tema menjaga pluralisme di tengah idealisme pemuda. Waktunya sejak bulan Agustus sampai dengan Oktober. Pada tahap ini, sebanyak 280 esai masuk dan diseleksi.

Hasilnya, lolos 178 esai yang memenuhi syarat. Dari 178 esai yang masuk, kemudian dipilih oleh dewan juri menjadi 24 peserta. Para peserta yang lolos inilah yang kemudian diundang untuk mengikuti karantina di Bogor. Selanjutnya,  dilakukan seleksi melalui presentasi makalah dan akan dipilih menjadi 12 peserta.

Dari 12 peserta, akan dipilih lagi menjadi 9 peserta yang ikut grand final. Selanjutnya, akan dipilih 1 sampai 3 untuk juara nasional, dan juara harapan 1 sampai 3.

Program ini juga menjadi usaha dari Kementerian Agama RI untuk menyemarakkan dan memotivasi keikutsertaan siswa-siswa yang memiliki bakat dan potensi dalam memimpin suatu organisasi.

Ada beberapa target yang juga ingin dicapai dalam Madrasah Student Leadership Award. Diantaranya adalah untuk mendorong kemampuan leadership dan public speaking skill pengurus OSIS madrasah.

Selain itu juga untuk melatih komunikasi efektif dan kemampuan diskusi dalam bahasa Inggris pengurus OSIS madrasah. Target lain adalah mengasah kemampuan pengurus OSIS madrasah untuk melakukan research sedalam-dalamnya, dan mencari segala hal yang diperlukan based on evidence.

Baca juga :   Gelar Seminar Strategi Layanan Informasi di Era Global, Perpustakaan DPR Perkuat Kolaborasi di Kancah Internasional

Kemudian, melatih kemampuan pengurus OSIS madrasah dalam bernegosiasi dan mengadvokasi argumentasi terbaiknya untuk diterima peserta lainnya.

Yang juga penting adalah, target agar pengurus OSIS madrasah memiliki kepekaan sosial atau aware terhadap isu-isu global.

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Dr H Umar, MA dalam kesempatan wawancara mengatakan bahwa, dari fenomena yang berkembang di masyarakat dalam proses demokratisasi saat ini, berkembang luar biasa.

Karenanya, menjadi perlu untuk membekali para siswa madrasah untuk nantinya, setelah menjadi pejabat atau pimpinan negara, baik itu di posisi eksekutif maupun legislatif, bisa memimpin dengan lebih baik.

“Saya melihat, banyak alumni madrasah yang sukses, terutama di legislatif. Mereka terbukti berhasil dan sukses dalam menjalankan tugas kepemimpinannya,” katanya.

Diakui, pada era milenial sekarang, ilmu komunikasi menjadi penting. Selain itu juga, ilmu manajemen kepemimpinan, psikologi dan psikologi massa.

Dr H Umar, MA mengakui, target dari penyelenggaraan pertama ini sudah berhasil. Karenanya, di masa ke depan, pihaknya akan meningkatkan volume penyelenggaraan acara.

“Bisa saja, dari 4 hari menjadi 7 hari. Kita akan tambahkan dengan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para siswa madrasah,” katanya.

Sebagai ajang kompetisi, Dr H Umar, MA sendiri sendiri mengakui bahwa penyelenggaraan ini melebihi ekspektasi. “Salah satu tujuan yang penting adalah, mendorong agar para siswa ikut menjaga pluralisme. Kita tidak bisa mengingkari bahwa Indonesia sangat plural. Kita memiliki banyak bahasa daerah. Juga memiliki beragam etnik dan agama,” katanya.

Selama penyelenggaraan acara, Dr H Umar, MA melihat para siswa madrasah ini memiliki kemampuan yang lebih. “Mereka, pada tema tertentu –seperti radikalisme atau intoleransi– sudah merujuk pada kitab-kita yang terkenal. Juga mereka mengambil referensi dari tokoh-tokoh yang terkenal. Bukan hanya tokoh Indonesia, tapi juga tokoh dunia,” kata Dr H Umar, MA.

Karenanya, hal semacam ini harus dijaga. Anak-anak madrasah, sejak dini harus sudah mengenal pluralisme dengan baik. “Mereka harus belajar untuk tidak melakukan diskriminasi,” katanya.

Baca juga :   Kemenag dan Lembaga Mitra Bahas Dana Hibah Pendidikan Islam

Duta Madrasah

Para siswa yang telah berhasil dalam kegiatan ini, oleh Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Kemenag, akan dijadikan sebagai “Duta-duta Madrasah.”

“Mereka adalah siswa yang selama ini telah berhasil memimpin kawan-kawannya di madrasah. Karenanya, setelah berhasil di kegiatan ini, kita akan kirim ke madrasah-madrasah yang lain, di pulau-pulau tertentu. Mereka akan bicara soal pluralisme, idealisme pemuda, kebhinekaan Indonesia. Mereka akan bicara sebagai sesama siswa. Sebagai teman sebaya. Dan, dengan bahasa mereka. Saya yakin ini akan efektif untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan kita,” kata Dr H Umar, MA.

Ketika ditanya apa yang membedakan kompetisi kepemimpinan di madrasah dengan di sekolah umum, Dr H Umar, MA mengatakan bahwa perbedaan adalah pada integrasi keilmuannya.

“Pada kompetisi di sekolah umum, yang dibahas lebih banyak tentang tema sains dan tema umum. Di madrasah, yang menjadi tema diperluas. Selain tema sains dan tema umum, juga ada tema agama. Dan, tema ini kemudian diintegrasikan,” katanya.

Farid Al Gafar, Juara I dalam kegiatan Madrasah Student Leadership Award, saat ditemui mengaku sangat terkesan dengan kegiatan ini. “Saya benar-benar terkesan. Indonesia sangat luas. Aspirasi anak-anak di seluruh Indonesia, akhirnya bisa tersalurkan melalui kegiatan ini,” katanya.

“Saya benar-benar merasa bangga, bahwa saya pernah menjadi bagian dari Madrasah Student Leadership Award. Ini bisa mendorong aspirasi saya, untuk menjadi pemuda yang bisa memberikan nilai lebih  di tengah masyarakat,” katanya.

Judul esai yang dibuat Farid adalah “Organisasi Sosial Kepemudaan, Sebuah Harapan Baru Untuk Indonesia.”

“Inti dari esai saya adalah, saya meyakini bahwa pemuda tidak akan kehilangan kepercayaan, kalau sikap toleransi, sikap saling memahami selalu ditambahkan dalam organisasi sosial kepemudaan,” katanya.

“Kita ini sama sebagai pemuda. Kita memiliki kesamaan, tapi juga memiliki perbedaan. Tapi, perbedaan itu tidak untuk kita permasalahkan. Itu kita jadikan suatu kekuatan baru. Insya Allah tidak akan bisa ditaklukkan,” katanya.(*)

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *