Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) Affandi Ismail mengutuk keras penangkapan kader HMI Cabang Ambon Risman Solissa.
Risman ditangkap polisi pada Minggu (25/07/2021) malam. Penangkapan itu diduga karena unggahan Risman yang menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Maluku mundur dari jabatannya.
Saat ini Risman telah ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian dan atau penghinaan dan atau menyiarkan kabar bohong.
“Sebagai Ketua Umum PB HMI mengutuk dengan sangat keras dan tegas tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap saudara kita Risman,” kata Affandi melalui video pendek yang diunggah di akun YouTube Paradigma TV pada Rabu (28/07/2021).
Affandi mengatakan penangkapan Risman ini menunjukkan sikap otoriter pemerintah di bawah rezim Presiden Jokowi.
Menurut Affandi apa yang dilakukan oleh Risman merupakan bentuk menyampaikan pendapat di muka umum dan hal itu dilindungi oleh undang-undang.
“Penguasa jangan berdalih demokrasi, jangan berdalih demokratis, kalau kemudian ternyata tidak betah, tidak suka dikritik oleh pelajar,mahasiswa, dan rakyat,” kata Affandi.
Pemerintah, lanjut Affandi seharusnya memberikan apresiasi terhadap kritik yang dilakukan oleh warganya.
“Karena sama-sama kita ingin melihat Indonesia ini selamat dari keterpurukan dan kemudian menjadi negara, menjadi bangsa pemenang,” lanjut Affandi.
Affandi menilai pemerintah di bawah Presiden Jokowi telah menunjukkan sikap ke kanak-kanakan dengan berlindung di balik UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Pemerintah di bawah Presiden Jokowi telah menggunakan UU ITE sebagai alat untuk memukul lawan politik dan kelompok kritis.
“Padahal kita sadar bahwa hari ini secara umum kita bisa mengatakan bahwa situasi negara kita sedang tidak baik-baik saja,” jelas Affandi.
Affandi pun mengajak kader-kader HMI melakukan aksi solidaritas menuntut pembebasan Risman. (*)
