DKI Jakarta terpilih menjadi bagian dari 49 kota yang telah bergabung dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Bergabungnya 49 kota ini menjadikan saat ini terdapat 295 kota di 90 negara yang berinvestasi dalam budaya dan kreativitas demi memajukan pembangunan kota yang berkelanjutan seperti kerajinan dan seni rakyat, desain, film, keahlian memasak, sastra, seni media serta musik.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay mengatakan, 49 kota yang baru bergabung tersebut berkomitmen untuk menempatkan budaya dan kreativitas di jantung pembangunan dan berbagi pengetahuan dan praktik yang baik.
“Model perkotaan baru perlu dikembangkan di setiap kota, dengan arsitek, perencanaan kota, penataan taman, dan juga warganya. Kami mendorong semua orang untuk bekerja sama dengan negara-negara dalam rangka memperkuat kerja sama internasional antar kota yang ingin dipromosikan oleh UNESCO,” ujarnya, seperti dikutip dari en.unesco.org, Selasa (09/11/2021).
Audrey menjelaskan, kota-kota kreatif baru seperti Bohicon, Doha dan Jakarta, akan bergabung dengan kota-kota anggota lainnya, seperti Brazzaville, Dubai, Mexico City atau Montreal untuk mengembangkan kebijakan dan solusi perkotaan yang inovatif yang menempatkan manusia dan keberlanjutan sebagai pusat proses pembangunan, serta menggemakan solusi perkotaan.
Ia menambahkan, semangat kolaboratif anggota UCCN tercermin dalam publikasi Tanggapan Kota Kreatif UNESCO terhadap COVID-19 pada 2020.
“Tahun ini, Jejaring mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi tentang tanggapan terhadap COVID-19 dari budaya dan tanggapan berbasis kreativitas terhadap COVID-19 yang telah diambil oleh para anggota, yang akan diterbitkan sebagai bagian dari dukungan berkelanjutan untuk pemulihan kota dari pandemi,” tandasnya.
Untuk diketahui, berikut kota-kota yang terpilih bergabung dengan Jejaring Kota Kreatif UNESCO atau UCCN;
Jakarta (Indonesia) – Sastra
Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) – Musik
Batumi (Georgia) – Musik
Belfast (Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara) – Musik
Bida (Nigeria) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Bohicon (Benin) – Gastronomi
Buraidah (Arab Saudi) – Gastronomi
Bursa (Turki) – Kerajinan dan Seni Rakyat
Campina Grande (Brasil) – Seni Media
Cannes (Prancis) – Film
Cluj-Napoca (Rumania) – Film
Como (Italia) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Covilhã (Portugal) – Desain
Doha (Qatar) – Desain
Gdynia (Polandia) – Film
Gimhae (Republik Korea) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Gothenburg (Swedia) – Sastra
Hamar (Norwegia) – Seni Media
Huai’an (Cina) – Gastronomi
Huancayo (Peru) – Musik
Ibagué (Kolombia) – Musik
Kermanshah (Iran, Republik Islam) – Gastronomi
Kharkiv (Ukraina) – Musik
Kuching (Malaysia) – Gastronomi
Lantaran (Azerbaijan) – Gastronomi
Launceston (Australia) – Gastronomi
London (Kanada) – Musik
Manises (Spanyol) – Kerajinan dan Seni Rakyat
Modena (Italia) – Seni Media
Nakuru (Kenya) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Namur (Belgia) – Seni Media
Pasto (Kolombia) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Perth (Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat • Phetchaburi (Thailand) – Gastronomi
Port Louis (Mauritius) – Musik
Recife (Brasil) – Musik
Rouen (Prancis) – Gastronomi
Saint Petersburg (Federasi Rusia) – Gastronomi
Santa Maria da Feira (Portugal) – Gastronomi
Santiago de Cuba (Kuba) – Musik
Srinagar (India) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Tallinn (Estonia) – Musik
Tbilisi (Georgia) – Seni Media
Thessaloniki (Yunani) – Gastronomi
Usuki (Jepang) – Gastronomi
Vilnius (Lithuania) – Sastra
Weifang (Cina) – Kerajinan Tangan dan Seni Rakyat
Whanganui (Selandia Baru) – Desain
Xalapa (Meksiko) – Musik