Klik NewsSosial Budaya

Geopark Pulau Belitung Berpeluang Jadi Unesco Global Geopark

Geopark Pulau Belitung berpeluang besar menjadi Unesco Global Geopark. Hal ini disampaikan Asisten Deputi Bidang Jejaring Inovasi Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Latief Nurbana, saat mendampingi Asesor (Tim Penilai dan Peninjau) dari Unesco yang hadir di Belitung, Jumat (28/06/2019)

Latief menjelaskan, kedua Asesor Unesco, yakni Andreas Schuller dan Jean Simon Pages sangat mengagumi geopark Pulau Belitung.

“Mereka berkeyakinan bahwa Geopark Pulau Belitung ke depannya akan menjadi Unesco Global Geopark,” tambahnya

Menurut keterangan Latief, Geopark Pulau Belitung sudah menjadi geopark Nasional pada tahun 2017, tapi untuk wisatawan luar negeri masih belum banyak yang datang.

Untuk itu, salah satu cara menarik wisatawan luar negeri untuk datang ke Pulau Belitung, dengan membuat Geopark Belitung menjadi Unesco Global Geopark.

Sementara itu, salah seorang Asesor, Andreas Schuler mengaku sangat tertarik dengan karakteristik warisan geologi yang menurutnya berkelas internasional.

Salah satunya ujung jalur timah (granit) Semenanjung Malaya yang berumur Parmo-Trias (321-275 tahun) dan merupakan hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi, dan tersingkapnya batuan metasedimen Parmo-Karbon yang berumur 250-350 juta tahun.

“Pulau Belitung juga memiliki keunikan sejarah pertambangan timah tua di Indonesia dan TOR Granit. Terdapat juga batu tektit (satam) yang terbentuk akibat tabrakan antara meteor dengan batuan di Bumi,” ujarnya.

Lain lagi dengan Jean Simon Pages, yang mengungkapkan kekagumannya dengan adanya potensi keanekaragaman hayatinya, yang juga sangat berkelas internasional, dan belum tentu ada di belahan dunia lain.

“Kami berhasil melihat Tarsius yang menjadi ikon Geopark Pulau Belitung. Tarsius Belitung ini berbeda dengan tarsius lainnya karena kepalanya dapat berputar 360 derajat. Selain itu pengelolaan Geosite Bukit Peramun juga sudah berkelas internasional dengan berbasis digital,” ungkapnya.

Selama proses penilaian, Badan Pengelola diperbolehkan mengundang observer untuk melihat dan mengawasi proses penilaian.

Dalam hal ini perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, KNIU-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan beberapa perguruan tinggi.

Selanjutnya para asesor tersebut akan membuat laporan hasil penilaian yang akan disampaikan ke Council Unesco dan akan dibahas hasilnya pada Council Meeting pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2019 yang bertepatan dalam penyelenggaraan simposium Asia Pacific Geopark Networks ke-6 di Rinjani Unesco Global Geopark, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Indonesia berharap Geopark Pulau Belitung memperoleh hasil positif dalam rapat Council tersebut dan dapat dinobatkan secara resmi menjadi Unesco Global Geopark pada Sidang Eksekutif Unesco yang akan diselenggarakan pada bulan April 2020. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *