InternasionalKlik News

Diragukan Efektifitasnya Karena Faktor Agama, UK Gelar Vaksinasi Muslim di Masjid

Vaksin merupakan satu-satunya solusi untuk menghadapi Covid-19. Namun sayangnya, kampanye vaksinasi ini menghadapi sejumlah penolakan baik dari kalangan agamawan maupun dari kalangan politisi. Mereka berusaha menghembuskan angin ketidakpercayaan agar masyarakat dunia menolak vaksin. Dalam konteks Indonesia, Ustadz Akhir Zaman, Rahmat Baequni, bahkan menyebutkan bahwa vaksin itu ialah microchip yang ditanam ke dalam tubuh manusia untuk kemudian dikendalikan dan dikontrol melalui satelit. “Jika menerima vaksin”, kata sang ustadz, “Umat Islam akan dengan mudah dikendalikan perilakunya, maka hati-hatilah dengan vaksin”.

Rahmat Baequni tak sendirian dalam hal ini. Ustadz Dzulkifli Ali menyebutkan bahwa vaksin bukan malah menyehatkan tapi malah memperburuk kesehatan tubuh. Sang Ustadz mencontohkan bagaimana kakaknya divaksin namun tetap meninggal lebih dulu. Upaya-upaya seperti ini diperparah oleh sikap beberapa politisi yang mempertanyakan vaksin.

Di masa pandemi ini, yang patut menjadi rujukan ialah kaum ilmuwan yang sudah berusaha untuk meneliti Covid-19 dan  cara menangkalnya. Untuk itu, kampanye vaksin harus dimulai terlebih dahulu dari upaya-upaya untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa otoritas yang wajib dipercaya saat ini ialah kaum ilmuwan, bukan agamawan maupun politikus.

Inggris merupakan negara yang banyak dipuji dan diapresiasi soal kampanye vaksinasi. Untuk menghindari penolakan dari kalangan agamawan, pemerintah Inggris mengadakan vaksinasi di tempat-tempat peribadatan seperti Kuil untuk agama Hindu, gereja untuk agama Kristen dan masjid untuk Umat Islam. tak hanya tempat-tempat peribadatan, vaksinasi juga dilakukan di tempat-tempat pemberhentian bis, lapangan olah raga, tempat wisata dan lain-lain.

Pada hari Minggu, ratusan Muslim divaksinasi di klinik pop-up di Masjid London Timur. Masjid ini melayani komunitas Muslim terbesar di Inggris.

Di Birmingham, Al-Abbas Islamic Center memvaksinasi dua orang sekaligus di aula serbaguna. Masjid tersebut diperkirakan akan memvaksinasi hingga 500 orang dalam beberapa minggu mendatang.

Nuru Mohammed, imam masjid, mengatakan gagasan untuk mengubah ruang itu menjadi klinik adalah untuk membantu orang-orang yang kurang “mendapat informasi” tentang kampanye vaksinasi, di tengah ketakutan dan informasi palsu yang beredar di kalangan komunitas Muslim.

“Kami sangat senang orang-orang datang untuk menerima suntikan vaksin,” katanya seperti yang dilansir Al Jazeera (08/02/2021). “Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mendorong saudara dan saudari saya yang terkasih untuk memverifikasi setiap informasi yang mereka terima dengan ahli medis terpercaya seperti staf NHS”, tandasnya.

“Ini pasti akan mengirimkan pesan positif yang kuat kepada komunitas Muslim secara lebih luas, tidak hanya di sini di Birmingham, tetapi di seluruh negeri, karena saya pikir masjid ini ialah masjid pertama di negara itu yang membuka pintunya untuk vaksinasi.”

Petugas kesehatan di masjid mulai dengan memberikan suntikan kepada orang-orang yang rentan dan lanjut usia, dari semua latar belakang, termasuk Shaukat Ali yang berusia 82 tahun.

“Saya merasa tenang sekarang,” kata Ali seperti yang dilansir Al Jazeera, setelah menerima vaksin. “Saya akan mendorong anggota keluarga saya untuk menerima vaksin ketika diundang oleh NHS.”

Beberapa penelitian di Inggris telah menunjukkan bahwa keraguan vaksin lebih umum terjadi di kalangan orang-orang dari latar belakang etnis minoritas, dengan ketakutan yang sebagian besarnya didorong oleh ketidakpercayaan pada sistem kesehatan, baik karena faktor agama maupun karena faktor politik.

Warga Inggris berkulit hitam, Asia, dan etnis minoritas lainnya cenderung tidak menerima tawaran vaksin, karena informasi yang saling bertentangan dan berputar-putar di jaringan media sosial dan di beberapa komunitas.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264