Klik News

Jadi Narasumber di Rapat Koordinasi dan Rapat Teknis Potensi Maritim, Agung Kuswandono, Deputi SDA, Sampaikan Pentingnya Sinergitas dalam Rehabilitasi Mangrove

Mangrove menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam Rapat Koordinasi dan Rapat Teknis Potensi Maritim Tahun 2019 digelar di Markas Besar TNI Angkatan Laut (19/02/2019).

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa (SDA), Kemenko Bidang Kemaritiman RI, Agung Kuswandono, yang hadir sebagai narasumber, kondisi mangrove di Indonesia dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

“Dari total ekosistem mangrove 3.489.140,68 ha pada tahun 2015, sebesar 52 % (sekitar 1,8 Jt ha) ekosistem mangrove ada dalam kondisi kritis. Khusus di Pulau Jawa, mangrove hilang sekitar 82%, kata Deputi SDA, Agung Kuswandono.

Menurut Deputi SDA, Agung Kuswandono, percepatan rehabilitasi mangrove harus dilakukan secara sinergis, bukan terkotak-kotak oleh satu lembaga tertentu.

“Percepatan rehabilitasi mangrove merupakan hasil rapat kita dengan TNI AL, agar program perbaikan mangrove terealisasikan di seluruh Indonesia, dan dalam TNI AL ada divisi khusus menangani mangrove dan hal itu merupakan energi yang sangat luar biasa berguna, secara nasional program ini akan digerakkan,” Jelas Deputi SDA, Agung Kuswandono.

Kemudian, Agung Kuswandino menjelaskan pentingnya keterkaitan mangrove dengan komitmen atau agenda nasional dan international, seperti Mitigasi Bencana, Blue Carbon, Emisi Gas Rumah Kaca, Green Port dan SDGs.

Agung melanjutkan, Kemenko Bidang Kemaritiman telah menjalin kerjasama dengan BNPB dan KLHK menyusun dokumen kerja tentang sebaran mangrove kritis pada daerah bahaya tsunami di Indonesia, yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan rehabilitasi mangrove tersebut.

“Hasil evaluasi pasca gempa di Palu menunjukkan bahwa ada satu wilayah di Palu, mangrove ini bisa menahan tsunami, untuk itu semua mangrove yang hilang kita akan kembalikan, di Indonesia sudah dibagi perklaster dari barat sampai ke timur,” ujar Agung.

Selanjutnya sinergitas juga dibutuhkan dalam pengembangan Green Port dengan melibatkan Pelindo I-4 dan TUKS, terdapat 2.459 pelabuhan yang terdiri atas 1.241 pelabuhan umum dan 1.218 terminal khusus.

“Kita juga mengembangkan Green Port, jadi semua pelabuhan harus berbicara tentang lingkungan dan kebersihan, ditambah lagi adanya penanaman mangrove di daerah sekitarnya,” tambah Agung. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,267

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *