Headline

Puncak Hari Pekerjaan Sosial Sedunia, IPSPI Hadirkan Diskusi Satu Tahun Jejak UU Pekerja Sosial di Indonesia

Independen Pekerja Sosial Indonesia (IPSPI) menggelar serangkaian kegiatan pada puncak perayaan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia atau yang dikenal juga sebagai World Social Work Day (WSWD) pada hari ini, Selasa, 16 Maret 2021. Tahun ini, perayaan puncak WSWD berbeda karena bertepatan dengan satu tahun pandemi Covid-19.

Menurut Maykel, Ketua Panitia SWSD IPSPI 2021, pada perayaan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia tahun ini IPSPI menggelar serangkaian kegiatan. Diantaranya adalah kampanye publikasi WSWD 2021 di berbagai media sosial. “Kegiatan ini sudah dimulai sejak Februari 2021 yang diikuti belasan ribu Pekerja Sosial,” katanya.

Kegiatan lain adalah kompetisi video konten “Pekerja Sosial Merespon COVID-19”, yang sudah dimulai sejah Februari 2021. Selain itu, digelar juga penetapan “Life Time Achievement” untuk tokoh di bidang Pengembangan Profesi Pekerjaan Sosial. Adapun acara puncak SWSD digelar pada tanggal 16 – 17 Maret 2021 dengan menyajikan webinar dan talk show dengan tema “Menelusuri 1 tahun Jejak Undang-undang Pekerja Sosial di Indonesia”.

Tema lain yang juga dihadirkan dalam rangkaian kegiatan tersebut adalah: “Tantangan & Inovasi Dunia Pendidikan Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial Di Era Pandemi COVID-19” dan “Praktik Terbaik Pekerja Sosial di Era Pandemi COVID -19”. Selain itu, juga digelar kegiatan publikasi terbaik tentang Praktik Pekerjaan Sosial pada masa pandemi COVID-19.

Dr. Endah Sulistiyaningsih, AKS., MSI., Ketua I DPP-IPSPI mengatakan bahwa Pekerja Sosial adalah upaya yang strategis karena mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia baik di masa normal, terlebih-lebih pada masa-masa darurat baik bencana alam ataupun bencana karena ulah manusia seperti saat ini. “Sudah lebih dari seabad lamanya pekerja sosial berkontribusi pada bangsa ini, baik di berbagai layanan rehabilitasi sosial, bantuan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, pada respon kemanusiaan dan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Pada perayaan WSWD tahun ini, tema yang diangkat adalah Ubuntu: I am because We are – Strengthening Social Solidarity dan Global Connectedness. Ubuntu berasal dari bahasa Afrika Selatan, yang maknanya mengacu pada berperilaku baik terhadap orang lain atau bertindak dengan cara yang memberikan manfaat bagi komunitas.

Filosofi ini diangkat oleh International Federation of Social Workers (IFSW) sebagai tema peringatan hari Pekerjaan Sosial sedunia untuk mendorong solidaritas di semua tingkatan dalam komunitas sampai masyarakat secara global. Filosofi Ubuntu sejalan dengan Tat Twam Asi dalam bahasa sanskerta yang filososinya dianut oleh masyarakat Hindu yang berarti Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku.

Filosofi Tat Twam Asi sudah lama diterapkan pada layanan-layanan kesejahteraan sosial di Indonesia dimana para pekerja sosial di beberapa setting baik di kelembagaan maupun di masyarakat selama ini berkiprah. Nilai Tat Twam Asi juga diajarkan kepada para mahasiswa Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan menjadi atribut Pekerja sosial.

Sebagai profesi yang termasuk tua dan universal, pekerjaan sosial selalu membawa semangat perubahan positif kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat dan negara untuk saling berinteraksi, berbagi, peduli, dan melindungi sesama bagi kehidupan yang lebih baik. Karenanya, tema solidaritas dan keterhubungan antar masyarakat merupakan hal yang esensial di tengah pandemi saat ini.

Nurul Eka Hidayati, MSi., Ketua II DPP-IPSPI, mengungkapkan bahwa sejatinya, baik Ubuntu maupun Tat Twam Asi tidak hanya sudah diterapkan, tetapi sudah melekat dalam praktik pekerjaan sosial. “Tidak ada masalah sosial yang selesai hanya oleh satu profesi, melainkan kerjasama dan keterhubungan yang baik diantara sesama profesional,” jelas Eka yang menekuni bidang kesehatan mental dan bekerjasama dengan beragam profesi kesehatan jiwa lainnya seperti psikiater, psikolog, perawat dan terapis.

Ketua Umum DPP-IPSPI, Drs. Widodo Suhartoyo, MSc., menegaskan bahwa masyarakat yang membutuhkan layanan pekerjaan sosial termasuk pada masa pandemi ini dapat menghubungi pekerja sosial di berbagai lembaga pelayanan. “Kami pekerja sosial akan senang hati memberikan bantuan dan layanan kepada mereka yang membutuhkannya,” katanya.

IPSPI (Independen Pekerja Sosial Profesional Indoensia) adalah organisasi profesi yang berbentuk ikatan untuk mewadahi Pekerja Sosial Profesional di seluruh Indonesia. IPSPI bertujuan mewadahi Pekerja Sosial Profesional Indonesia dalam meningkatkan pengakuan dan kompetensi praktik agar terwujud pekerja sosial yang berkualitas/profesional dan akuntabel. Pengakuan akan profesi pekerjaan sosial dan praktisi pekerja sosial tertuang dalam UU No. 14 tahun 2019 tentang Pekerja Sosial. (*)


Ikuti juga kegiatan perayaan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia oleh IPSPI di

What's your reaction?

Related Posts

1 of 534