Global ReviewInternasional

Pengawas Nuklir PBB Sebut Iran Perbanyak Produksi Uranium

Pengawas atom PBB mengatakan pihaknya yakin Iran telah meningkatkan persediaan dan pengayaan uranium secara besar-besaran. Pengayaan ini dinilai telah melanggar kesepakatan 2015 dengan negara-negara Barat.

Badan Energi Atom Internasional mengatakan kepada negara-negara anggota dalam laporan triwulanan rahasia Rabu (17/11/2021) bahwa Iran memiliki persediaan 17,7 kilogram uranium hingga kemurnian fisil 60 persen. Kenyataan ini tentu meningkat hampir 8 kilogram sejak Agustus lalu.

Uranium yang sangat diperkaya seperti itu dapat dengan mudah disuling untuk membuat senjata atom. Hal demikian membuat negara-negara lain berusaha menahan program nuklir Teheran.

Badan yang bermarkas di Wina itu mengatakan bahwa pihaknya masih belum dapat memverifikasi persediaan uranium yang diperkaya secara tepat karena pembatasan yang diberlakukan Teheran pada inspektur PBB awal tahun ini.

IAEA tidak dapat mengakses rekaman pengawasan situs nuklir Iran atau monitor pengayaan online dan segel elektronik sejak Februari. Kepala badan IAEA, Rafael Mariano Grossi, mengatakan kepada The Associated Press bulan ini bahwa situasinya seperti makin parah.

Baca juga :   BKSAP Dukung Aksi ‘Walk Out’ Menlu Retno Menentang Israel di DK PBB

Dalam laporan terpisah kepada negara-negara anggota Rabu tentang tugasnya di Iran, Grossi prihatin dengan inspektur yang “menjadi sasaran teror fisik berlebihan yang dilakukan oleh pejabat keamanan di fasilitas nuklir di Iran.”

“Kita harus mengulangi seruan kepada Iran untuk mengambil langkah segera dalam memperbaiki situasi, dan menerapkan prosedur keamanan di fasilitas nuklir secara konsisten dan praktik keamanan yang diterima secara internasional serta kewajiban hukum Iran sehubungan dengan hak istimewa dan kekebalan badan dan inspekturnya,” kata IAEA, menurut laporan triwulanan rahasia yang diterima oleh The Associated Press.

IAEA mengatakan “dengan tegas menolak” kameranya di situs nuklir Iran berperan besar dalam serangan sabotase di fasilitas Karaj dekat Teheran pada bulan Juni. Iran menuduh Israel berada di balik insiden tersebut.

Seorang diplomat senior yang berbicara kepada The Associated Press mengatakan pencarian para inspektur yang dilakukan di Iran sangat memakan waktu dan membuat beberapa orang merasa terintimidasi. Diplomat itu tidak diberi wewenang untuk disebutkan namanya saat berbicara kepada media tentang kunjungan tersebut.

Baca juga :   BKSAP Dukung Aksi ‘Walk Out’ Menlu Retno Menentang Israel di DK PBB

Grossi diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Teheran bulan ini untuk melakukan pembicaraan langsung dengan para pejabat Iran untuk memulihkan kemampuan badan tersebut dalam mengetahui secara real-time apa yang sedang dilakukan Iran terkait program nuklirnya.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 188

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *