Global ReviewInternasional

Mayoritas Rakyat Turki Percaya Pemerintahan Erdogan Lakukan Korupsi Besar-Besaran

Sebagian besar rakyat Turki, seperti yang dilaporkan Survei nasional saat ini, percaya terhadap tuduhan korupsi yang dilontarkan oleh buronan bos mafia Sedat Peker terhadap pemerintahan Erdogan meskipun kepala penasihat presiden Oktay Saral menuduh Peker sebagai buronan ” yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Turki.”

Setelah tuduhan bom, Saral menegaskan bahwa “Negara kami akan melakukan apa yang diperlukan.”

Selama berminggu-minggu, tokoh pro-pemerintah yang berubah menjadi musuh pemerintah Turki telah menerbitkan video yang menunjukkan adanya korupsi besar yang dilakukan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), partai yang saat ini sedang berkuasa. Video ini juga menyebut adanya perdagangan narkoba dan senjata ilegal dan kerja sama lama pejabat senior Turki dengan kelompok ekstremis Jabhat an-Nusra di Suriah.

Melalui delapan video berturut-turut, Peker telah membuka kedok kebusukan pemerintah Turki saat ini. Ia mengaku bahwa perbuatan ini dilakukan sebagai akibat dari balas dendam pada pejabat pemerintah yang menuntutnya dengan tuntutan pidana terhadapnya dan menggerebek rumahnya.

Perusahaan jajak pendapat Turki Avrasya mengungkapkan dalam survei terbarunya bahwa 75 persen dari warga Turki yang ditanya percaya bahwa tuduhan Peker tersebut sesuai dengan fakta.

Survei dilakukan pada akhir Mei melalui 2480 responden dari seluruh afiliasi politik.

Ditemukan juga dalam survei bahwa 95 persen responden dari partai oposisi percaya bahwa politisi yang terlibat dalam tuduhan tersebut harus mengundurkan diri. Sementara itu, sepertiga pemilih yang mendukung pemerintah yang berkuasa dan sekutu nasionalisnya berpikiran sama.

Pada hari Senin, harian oposisi Turki Cumhuriyet melaporkan bahwa data bea cukai Turki bertentangan dengan mantan perdana menteri dan sekarang wakil pemimpin AKP, Binali Yildirim, yang mengklaim bahwa putranya Erkam mengirimkan bantuan COVID-19 ke Venezuela pada bulan Desember.

Kunjungannya yang sering ke negara itu memicu kontroversi setelah Peker mengklaim perjalanan itu dilakukan untuk membangun rute perdagangan narkoba internasional baru dari negara tersebut ke Turki.

Berdasarkan catatan bea cukai antara 1 Oktober dan 31 Desember tahun lalu, Cumhuriyet membuktikan bahwa tidak ada transfer masker atau alat tes yang dilakukan dari Turki ke Venezuela. Hanya sekitar 1.500 alat uji yang dikirim ke Caracas pada periode itu sebagai bagian dari transaksi bisnis antara dua perusahaan yang tidak terkait dengan Yildirim.

Cumhuriyet mengklaim bahwa Yildirim tidak mengirim masker dan alat tes ke Venezuela atau transfer itu terjadi melalui jalur ilegal.

Peker mengklaim bahwa putra mantan perdana menteri pergi ke negara Amerika Latin dengan tujuan untuk membuat rute baru, menyusul penyitaan 4,9 ton kokain menuju Turki oleh otoritas Kolombia pada 9 Juni.

Namun, dalam pidato pers pada 23 Mei, Yildirim mengatakan: “Anak saya memang pergi ke Venezuela, tetapi tidak pada Januari atau Februari. Dia pergi ke sana pada Desember tahun lalu.

“Dia membagikan alat tes, masker, dan barang-barang lainnya kepada mereka yang membutuhkan sebagai bagian dari perang melawan COVID-19.”

Menurut jurnalis Fehim Taskin, “Yang kita saksikan saat ini adalah adanya kekuatan mafia di dalam pemerintah Turki, yang berakar lebih dalam dari sebelumnya.”

Dia menambahkan: “Bagian dalam mencerminkan bagian luar.”

Dalam video terbaru Peker meliput urusan Turki di Suriah dan Libya. Bos mafia yang diyakini sekarang tinggal di Dubai ini mengklaim bahwa kelompok paramiliter bernama SADAT, di bawah pengawasan kepresidenan Turki, mengirim senjata ke jihadis Al-Nusra di Suriah dengan menyamarkan konvoi bantuan yang awalnya dikirim ke orang-orang Turki Suriah.

Tuduhan itu membuat marah pemerintah Turki dan pejabat SADAT, yang membantah klaim tersebut.

“Peker menunjukkan bahwa pernyataannya itu ialah pesanan dari musuh Turki dan itu merupakan aliansi jahat domestik,” kata penasihat presiden Saral.

“Negara kami akan melakukan apa pun yang dibutuhkan dan semua kekuatan akan mengakui bahwa negara ini tidak akan dirusak dengan tindakan yang tidak masuk akal tersebut,” tambahnya.

Beberapa mantan jurnalis Cumhuriyet dipenjara karena melaporkan pengiriman senjata Turki yang dikirim ke Suriah yang dilanda perang melalui badan intelijen Turki, MIT, pada 2015.

Peker telah menjanjikan video lebih lanjut tentang elit politik Turki dalam waktu dekat. Dia diharapkan untuk berbicara tentang hubungannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di klip berikutnya, yang akan dirilis akhir pekan ini.

Sumber: Arab News

What's your reaction?

Related Posts

1 of 189