Global ReviewInternasional

Kim Jong-un Serukan Tindakan Segera terhadap Perubahan Iklim

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meminta para pejabatnya untuk menangani masalah pasokan makanan dan menyoroti bahaya perubahan iklim.

Angin topan yang menyerang Korea Utara tahun lalu berdampak buruk pada sumber pangan di negara tersebut. Selain itu, kekeringan yang melanda selama berminggu-minggu yang diikuti dengan hujan lebat turut merusak sumber daya pangan di negara tersebut pada tahun ini.

Dia mengatakan langkah-langkah untuk mengatasi “iklim tidak normal” ini tentu sangat diperlukan. Pemimpin Korea Utara ini meminta pejabat untuk mengatasi kekeringan dan banjir. Hal ini disampaikan dalam pidatonya di Politbiro partai yang berkuasa pada hari Kamis.

Kim telah mengatakan keharusan para pejabat untuk menangani berbagai macam “bahaya” perubahan iklim “yang akan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ia menambahkan bahwa “tindakan mendesak” perlu dilakukan.

Kim juga menyerukan perbaikan infrastruktur pengelolaan banjir. “Perbaikan sungai, penghijauan untuk pengendalian erosi, pemeliharaan tanggul, dan proyek tanggul pasang harus diprioritaskan,” katanya.

Baca juga :   Pertamina & Menteri LHK Bersama Mendukung Dekarbonisasi, dan Solusi Perubahan Iklim

Selain kerusakan akibat bencana alam, ekonomi Korea Utara telah terpukul keras akibat sanksi internasional. Penutupan perbatasan dan lockdown untuk mencegah penyebaran Covid juga menjadi faktor lain terjadinya resesi ekonomi di negara tersebut.

Meskipun Korea Utara belum dilaporkan mengenai adanya kasus Covid, pembatasan berskala besar tetap dilakukan. Namun penutupan perbatasan telah mempengaruhi impor penting dari China.

“Pengetatan pencegahan epidemi adalah tugas yang sangat penting yang tidak boleh lemah bahkan sedetikpun pada situasi saat ini,” kata Kim seperti yang dilansir BBC.

Awal pekan ini, PBB mengatakan Korea Utara telah menolak tawaran bantuan tiga juta vaksin Covid-19. Juru bicara presiden menyatakan Korea Utara telah meminta agar vaksin diberikan ke negara-negara yang terkena dampak lebih parah mengingat kurangnya vaksin global.

 

What's your reaction?

Related Posts

1 of 188