Paus melanjutkan perjalanannya ke Irak. Setelah pertemuannya dengan Syiah Ayatollah Ali Sistani, kepala Gereja Katolik ini memimpin doa ekumenis di kota Ur. Kemudian Paus merayakan misa Sabtu 6 Maret ini di Baghdad. Paus Fransiskus menyerukan persatuan dan perdamaian antar manusia.
Acara ini dimulai menjelang matahari terbenam di Bagdad. Kemudian, Paus Fransiskus muncul.
Di depan Gereja Saint Joseph di ibu kota Irak, beberapa orang Kristen yang telah memperoleh tiket untuk menghadiri misa kepausan pertama dalam sejarah Irak tiba-tiba memecah kebisuan mereka. Pada kedatangan Paus yang berusia 84 tahun, ratusan tangan menengadah ke langit.
Di tengah karangan bunga, Fransiskus menyapa para wanita, beberapa di antaranya ditutupi cadar hitam atau putih. Kaum muda segera menggunakan ponsel mereka, mengambil foto dengan Paus di latar belakang.
Paduan suara yang menyambut Paus terdengar. Setelah penyambutan ini, sebagian kecil dari orang-orang yang berkumpul memasuki gereja, seluruhnya dikelilingi oleh balok beton yang kokoh, untuk mengambil tempat mereka di bangku kayu. Yang lainnya tetap berada di luar di bangku kayu yang dipasang di alun-alun di depan layar raksasa yang menyiarkan Misa secara langsung.
Dalam pidatonya, Paus Fransiskus membangkitkan cinta, kekuatan untuk bersaksi dan kekuatan yang harus dijaga dalam menghadapi penganiayaan. Paus menyerukan persatuan dan perdamaian antar umat manusia.
Pesan Paus dalam Kunjungan ke Mosul
Selama perjalanannya ke Irak, Paus akan singgah pada hari Minggu di Mosul, kota besar di utara negara itu, untuk berdoa. Frater Olivier, dari ordo Dominikan, adalah salah satu dari sedikit orang Kristen di Mosul yang bekerja dalam pembangunan kembali biara Our Lady of the Hour.
Penerjemah: Abdul Aziz
Sumber:https://www.rfi.fr/fr/moyen-orient/20210306-%C3%A0-bagdad-le-pape-fran%C3%A7ois-c%C3%A9l%C3%A8bre-la-premi%C3%A8re-messe-papale-de-l-histoire-de-l-irak
