Info Klikers

Yenny Wahid Bicara Akar Masalah Hingga Tawarkan Solusi untuk Mengakhiri Konflik Palestina-Israel

KULON PROGO, KLIKERS.id – Direktur Eksekutif Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menyampaikan Pesan Kebangsan dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Barisan Santri Indonesia dan Barisan Muda Fajar Fallah di Masjid Fajar Falah Giriyono Sendangsari Kulon Progo, Kamis (12/10/2023) malam.

Mengawali paparannya, Yenny Wahid yang merupakan putri Presiden Indonesia ke-4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengajak para hadirin untuk bersyukur atas kenikmatan yang diterima dari Allah SWT terutama menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman.

“Padahal kita lihat di negara lain saat ini sedang ada konflik dan perang. Nah kita harus bersyukur bahwa Indonesia ini masih bisa pengajian, bisa sekolah, bisa kerja, masih bisa jualan di pasar, masih bisa melakukan kegiatan lain sebagainya dengan bebas. Coba bayangkan sekarang penduduk di daerah Gaza yang saat ini sedang dikepung,. Jadi malam ini kita bersyukur kepada Allah, kita diberi nikmat kesehatan, nikmat panjang umur dan nikmat keamanan,” ujar Yenny Wahid.

Yenny Wahid pun bercerita dirinya baru saja melakukan lawatan ke berbagai negara untuk menjadi pembicara di luar negeri antara lain Jerman, Amerika, China, Kuala Lumpur dan Singapura.

Selain itu, Yenny bercerita dirinya menjadi pembicara dalam konferensi akan digelar di Uni Emirat Arab (UAE), Saudi Arabia, setelah itu ke Jordania untuk mengahdiri konferensi memperingati 75 tahun peringatan perjuangan Palestina Merdeka di Palestina. Namun, dirinya tidak bisa menghadiri acara tersebut karena izin tidak keluar karena ada demo besar-besaran di Israel.

“Semua yang masuk ke Palestina harus dapat izin dari pemerintah Israel, gak keluar izin saya. Dan seminar internasional diundur jadi bulan November (bulan depan). Karena presiden palestina itu gak bisa datang jadi batal semua,” ceritanya.

“Perjalanan saya itu menunjukan solidaritas kita semua, karena saya mewakili warga masyarakat Indonesia, khusunya warga Nahdatul Ulama,” sambungnya.

Mantan Staf Khusus Presiden era SBY ini pun becerita tentang konflik Israel-Palestina yang sudah 75 tahun lamanya. Menurut Yenny, konflik Israel-Palestina ini dulunya pertama kali akibat dari janji negara Inggris. Waktu itu, Inggris yang menjadi penjajah menjanjikan kepada orang Arab dihadiahi kemerdekaan. Begitupun kepada orang Yahudi dijanjikan akan dibuatkan negara sendiri.

“Akhirnya tempat yang sama dijanjikan untuk banyak pihak, akhirnya konflik berkepanjangan. Itulah yang terjadi sampai saat ini,” katanya.

Menurut Yenny, Bangsa Yahudi yang terusir di berbagai negara kemudian menduduki tanah Palestina. Padahal disitu ada pemukiman-pemukian suku arab. Tanah tersebut ada yang mereka beli, dan pula yang diusir secara paksa. Warga Arab yang terdiri dari Arab Syiria, Arab Irak, Arab Mesir, Arab Yordania (sebelum bernama Palestina) tidak terima diduduki dan usir lalu terjadi saling serang hingga saat ini.


Kemudian terjadilah pembunuhan besar-besaran yang dilakukan Hitler terhadap kelompok Yahudi di Jerman. Sekitar 6 juta orang meninggal setelah dimasukan dalam ruangan yang mengandung gass.

Hal itulah yang membuat dunia internasional memperbolehkan orang Yahudi pergia dan menempati tanah yang semula milik orang Arab tersebut.

“Negara-negara Arab di sekitarnya tidak terima, tahun 1948 negara Israel resmi didirikan dan diakui beberapa negara, terutama oleh Inggris. Negara Arab di sekitar gak mau akhirnya melakukan penyerangan serempak. Mesir nyerang, Syiria nyerang, yang terjadi bukan menang malah tambah kalah,” ujarnya.

“Ini sejarah kelam, akhirnya tanah yang semula besar jadi kecil, karena diambil sama Israel. Nah namanya perang, orang terusir, dibom, pergi ke Jordan itu, makanya di Jordan itu ada 7 juta pengungsi Palestina karena terusir dari kampung halamannya. Kampungnya diduduki israel,” jelasnya.

Yenny menjelaskan bahwa akibat hal itu, sampai saat ini, warga palestina sangat susah mendapat haknya memiliki rumah, Gaza padat penduduk, listrik terbatas, makananan terbatas, air terbatas, dan mengandalkan bantaun luar negeri untuk bisa bertahan hidup karena ekonominya tidak bisa berkembang.

“Nah satu-satunya cara agar palestina bisa baik dan berkembang adalah kalau diakui kemerdekaannya. Nah tapi satu-satunya cara supaya diakui kemerdekaannya, negara Israel juga diakui kemerdekannya. Karena sudah jadi negara dan orangnya sudah jutaan, gak mungkin akan dihilangkan juga. Ini namanya solusi dua negara, two state solution, solusi dua negara inilah kebijakan dari pemerintah Indonesia dari dulu sampe sekarang, untuk mendukung kemerdekaan Palestina dengan two state solution, hidup berdamping Israel dan palestina, tidak saling mengganggu satu sama lain,” harapnya.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 784

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *