Info KlikersOpini

Menguatkan solidaritas pemuda : Berantas Sampah Masyarakat, Siap Jadi Pemuda Hebat

Oleh : Supardi Andi (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nasional)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar hal ini ditandai dengan jumlah penduduk sebanyak 278.69 juta jiwa (BPS) dengan jumlah pulau sebanyak 17.000, 1.340 suku dan budaya, 718 bahasa dan 38 provinsi. Tercatat bahwa 69,3% dari jumlah penduduk Indonesia adalah mereka yang berada pada usia produktif, yang dianggap mampu membawa perubahan besar bagi Indonesia ditahun 2045 atau diusia 100 tahun Indonesia merdeka dan akan membawa Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang kuat seAsia pasifik. yang dimaksud dengan usia produktif adalah mereka yang lahir pada akhir tahun 90an sampai tahun 2010 yang intinya mereka adalah pemuda.

Sejarah mencatat bahwa peran pemuda dalam kanca perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan. Terlebih momen sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadi tongak sejarah penting arah kebangsaan Indonesia. Kala itu pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks, Pemuda Betawi dan masih banyak lagi Bersatu dalam Kongre II dan merumuskan sumpah pemuda yang menjadi dasar nasionalisme pemuda yang didalamnya memiliki tiga substansi yaitu berbangsa satu, berbahasa satu dan bertanah air satu dan hasil manisnya Indonesia merdeka ditahun 1945. Momen tersebut menyatukan pemuda sebagai elemen yang membawa perubahan besar ditengah-tengah masyarakat. Tak heran dalam pembelajaran sejarah kita, sumpah pemuda ditasbihkan sebagai momen penting terciptanya nasionalisme Indonesia.

Baca juga :   Menpora Dito Apresiasi Pesta Seni Akbar Panggung Gembira 2024 di Ponpes Az-Ziyadah

Diusia yang 95 tahun, perayaan sumpah pemuda hanya sebatas repetisi kosong semata. Makna filosofisnya telah hilang, kiranya kita perlu maknai sumpah pemuda dalam konteks kekinian namun tanpa menghilangkan ruhnya. Hal ini merujuk pada pertanyaan, tantangan apa yang sedang kita hadapi sebagai suatu bangsa? Lalu apa yang ingin kita capai di masa depan?

Indonesia melalui pemerintah selalu mengglorifikasi tentang Indonesia emas 2045 yang dianggap sebagai satu momen penting yang harus dimanfaatkan demi mewujudkan Indonesia maju dengan prinsip keadilan ekonomi dan kedamaian politik serta memberikan nilai positif bagi negara melalui anak-anak muda.

Tetapi masih banyak yang harus dibenahi, salah satunya adalah kualitas Sumber daya manusia dan penguasaan IPTEK. Tak dapat dimungkiri bahwa pendididkan yang baik akan meningkatkan kualitas SDM, mendorong Produktivitas dan meningkatkan angka harapan hidup. Selain Pendidikan, kebudayaan juga berperan dalam meningkatkan pembangunan manusia melalui nilai luhur budaya bangsa.

Untuk mempercepat kemajuan pembangunan ekonomi, teknologi harus dimanfaatkan sebaik mungkin, produktivitas tenaga kerja perlu ditingkatkan serta pasar tenaga kerja harus adaptif dan fleksibel. Berfokus pada hal tersebut, restorasi Pendidikan harus dilakukan agar Pendidikan diindonesia merata. Kita harus menilai secara objektif bahwa akar dari problem sosial yang kita hadapi hari ini adalah persoalan pendididkan yang mengakibatkan tata kelolah sistem negara kita belum sampai kepada situasi yang ideal.

Baca juga :   Menpora Dito Buka Talkshow Muda Memilih "Membangun Manusia Indonesia" dalam Rangka Sosialisasi Pemilu 2024

Generasi Muda dan Momentum Politik

Pada momentum politik 2024 pengaruh anak muda sebagai electoral sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap untuk pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih dan mayoritas pemilih didominasi dari kelompok anak muda. Bagaiamana tidak menurut data dari Republika, jumlah pemilih anak muda secara akumulatif sebanyak 113 juta pemilih atau setara dengan 56,45% dari jumlah total keseluruhan pemilih. Sehingga hak suara dari anak muda pada momentum politik kali ini sangat berpengaruh signifikan terhadap perjalanan sebuah bangsa.

Mengingat jumlah pemilih anak muda sangat signifikan dalam mendongkrak raihan suara politik dalam kontekstasi pemilu. Para politisi dan partai politik serta calon presiden melakukan pendekatan pada anak-anak muda. Ini adalah momentum bagi anak muda menyuarakan aspiranya agar kepentingan anak muda bisa diakomodir mulai dari kebijakan, lapangan pekerjaan, hingga kebebasan berpendapat.

Kita sebagai generasi muda harus cerdas dalam bertindak serta selektif memilih pemimpin yang kapabel, aspiratif dan akomodatif dalam memilih. Pemuda jangan bersikap ikut arus dan oportunis. Intinya dimanapun posisinya kita harus mengambil peran dalam tiap proses politik, karena politik adalah penentu arah gerak indonesia dimasa depan

Baca juga :   Menpora Dito Buka Talkshow Muda Memilih "Membangun Manusia Indonesia" dalam Rangka Sosialisasi Pemilu 2024

What's your reaction?

Related Posts

1 of 911

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *