Opini

Masa Depan Bangsa dan Soal Pendidikan Berbasis Profil Pelajar Pancasila

Oleh: Muhamad Taqiudin Arsad (SMPIT Darul Quran Bogor)

Pendidikan merupakan aspek utama dalam membangun suatu bangsa. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bukan hanya dibutuhkan pengajaran yang mengajarkan teori saja namun diperlukan juga pendidikan yang berbasis dalam praktek maka dari itu kementrian pendidikan dan budaya menghadir kan program P-5 atau projek penguatan profil pancasila yang menjadi salah satu program dalam kurikulum merdeka yang menjadi penunjang dalam kegiatan belajar mengajar bagi pelajar indonesia dengan begitu diharapkan para pelajar di indonesia dapat memiliki pengetahuan yang seimbang antara soft skill dan teori.

Di Indonesia khususnya sekolah yang mengikuti kurikulum merdeka diwajibkan bagi para pelajar untuk mengikuti program P-5 yang merupakan Implementasi kurikulum Merdeka (IKM) sebagai bentuk pengimbangan anatara hard skill dan soft skill  yang dimiliki pelajar pancasila dan menguatkan nilai nilai pancasila dalam diri pelajar seperti beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkebhinaan global,gotong royong, mandiri,bernalar kritis, dan kreatif, dengan 6 tema yang disediakan oleh kementrian kementrian pendidikan dan kebudayaan seperti, Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Rekayasa dan Teknologi, dan Kewirausahaan  diharapkan para pelajar dapat memiliki pengaruh yang positif di lingkungan bermasyarakat.

Menurut Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono, “Tekad kita adalah mendidik, mengajarkan pada anak didik keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Soft skill ini termasuk kemampuan bekerja sama dalam satu tim, memiliki rasa toleransi dan rasa kebangsaan, kecintaan pada tanah air, cinta pada alam dan macam-macam lainnya,” Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (22/8).

Dari ucapan mantan Wapres tersebut bisa disimpulkan bahwa kegiatan P-5 ini sangat dibutuhkan bagi pelajar masa kini yang berhadapan langsung dengan teknologi dan yang paling penting sangat dibutuhkannya penguatan unsur unsur pancasila pada setiap jiwa pelajar indonesia dengan zaman yang mayoritas lebih memiliki pemikiran yang bebas penguatan unsur pancasila ini menjadi sangat penting.

Selain meningkatkan soft skill dan menguatkan profil pelajar pancasila P-5 juga menghadirkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk meningkatkan kemampuan literasi para pelajar karena Dilansir dari idntimes.com, angka literasi termasuk yang terendah dengan menduduki peringkat 64 dari 65 negara maka dari itu Program GLS di P-5 ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan di lingkungan sekolah.

P-5 dan Gerakan Literasi Sekolah sudah digaungkan di SMPIT Darul Qur’an. Setiap hari Jum’at, 45 menit sebelum pelajaran dimulai, siswa – siswa membaca tafsir Al Qur’an atau Buku Non Fiksi yang sudah dibawa oleh pelajar diharap kan dalam 1 bulan para siswa sudah menyelasaikan minimal 1 buku dan dapat membuat resensi sekaligus merangkum dari bacaan mereka. Setelah melakukan Gerakan Literasi Sekolah para siswa diwajibkan mengikuti Kegiatan P-5 dengan cara masing – masing siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai tema yang diberikan kemudian didiskusikan antar siswa dengan kelompok yang telah ditentukan lalu, menyiapkan proyek yang dilakukan dengan tema tersebut, dan melakukan pelajaran diluar kelas atau yang biasa di sebut Outing Classs setelah para siswa telah melakukan proyek yang ditentukan siswa diwajibkan membuat Teks Laporan lalu di presentasikan didepan kelas masing – masing .

Jadi, program P-5 sangat dibutuhkan bagi pelajar di Indonesia dikarenakan kurangnya penguatan profil pancasila dan soft skill dalam kegiatan belajar mengajar yang konvensional dan juga kurangnya minat literasi para siswa yang di bantu oleh Gerakan Literasi Sekolah.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 149

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *