Opini

Makna Alim

Oleh: Karlina Helmanita

(Dosen UIN Syarif Hidayatullah dan Founder Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia)

Alim adalah kata sifat artinya berilmu dari kkbi. Dalam bahasa Arab kata alim dipinjam dari kata benda aalim sebagai isim fail yang artinya orang yang alim atau orang yang berilmu عالم aalim(un)

Makna sufistik dari kata aalim (selanjutnya ditulis alim) digambarkan Ibnu Atha’illah dengan tuturannya berikut:

ولان تصحب جاهلا لا يرضى عن نفسه خيرلك من ان تصحب عالما يرضى عن نفسه. فاي علم لعالم يرضى عن نفسه؟ واي جهل لجاهل لا يرضى عن نفسه؟

wala an tash-haba jaahilan laa yardha ‘an nafsihi khairun laka min an tashhaba aaliman yardha ‘an nafsihi. Fa-ayyu ‘ilmin li’aalimin yardha ‘an nafsihi?Wa ayyu jahlin lijaahilin laa yardha ‘an nafsihi?

“Berteman dengan orang bodoh yang tidak puas dengan keadaan dirinya lebih baik bagimu daripada berteman dengan orang berilmu yang puas dengan keadaan dirinya. Di mana letak berilmunya orang berilmu yang puas dengan dirinya itu? Di mana pula letak bodohnya orang bodoh yang tidak puas terhadap dirinya itu?”

Makna alim pada hikmah di atas, dirangkaikan Ibnu Atha’illah dengan sifat yang mungkin menyertai orang yang berilmu.

Tidak semua orang yang berilmu selalu ingin belajar, mengasah diri, dan beramal untuk semesta. Karenanya, bisa saja seorang yang berilmu dapat tergoda dan merasa puas diri dengan apa yang ia dapatkan. Menurut Atha’illah sifat ini tidak terpuji dan sangat buruk sehingga ilmunya tidak berguna, dan dapat melembutkan jiwanya. Orang alim yang demikian patut dihindari, walau hanya sebagai seorang teman, karena berpuas diri telah menunjukkan kebodohan yang sebenarnya.

Sebaliknya, berteman dengan orang bodoh yang tidak puas dengan keadaan dirinya lebih baik dan bermanfaat. Sehingga ia dapat dijadikan sebagai seorang teman. Oleh karena itu, kebodohan orang bodoh yang mengetahui kekurangan dirinya sampai tidak merasa puas terhadap dirinya sendiri. Orang bodoh yang tahu kekurangan dirinya bisa disebur orang yang memiliki ilmu.

Menurut Ibnu Atha’illah tidaklah baik berteman dengan seorang yang puas dengan keadaan dirinya sendiri. Tetaplah merunduk, di saat kamu tahu janganlah puas dengan keadaanmu, dan di saat kamu tidak tahu jangan pula sok tahu dan puas diri dengan kebodohanmu

Salam Alim Sejatinya untuk Semua.
Wujudkan Pesantren Jendela Dunia.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 143

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *