Elektabilitas PDI Perjuangan menunjukkan tren menurun dalam empat bulan terakhir ini berdasarkan hasil survei Y-Publica.
“Elektabilitas PDIP sebagai partai berkuasa menurun,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/02/2021).
Menurut hasil survei Y-Publica yang dilakukan pada Maret hingga Oktober 2020, elektabilitas PDIP berada pada angka 30 persen. Sedangkan pada survei terbaru pada 5-15 Februari 2021, elektabilitas PDIP tinggal 23,4 persen.
Peningkatan signifikan diraih oleh Demokrat. Partai yang tengah mendapat guncangan isu kongres luar biasa (KLB) memiliki elektabilitas mencapai 7,2 persen. Sebelumnya elektabilitas Demokrat hanya di kisaran 3 persen.
Rudi menyampaikan peningkatan elektabilitas yang diraih Demokrat ini bisa menjadi peringaatan bagi PDIP.
Keberhasilan PDIP memenangkan pemilu dua kali berturut-turut memantapkan posisi sebagai partai terbesar. PDIP diyakini bakal menang pada pemilu 2024 mendatang.
“Tetapi melesatnya elektabilitas partai oposisi, dalam hal ini diwakili Demokrat, bisa menyulitkan langkah PDIP pada 2024, sehingga tidak akan berjalan mulus, bahkan mungkin PDIP harus melalui jalan terjal dan berdarah-darah,” ujar Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang di seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error survey tersebut sekitar 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut elektabilitas partai berdasar survei Y-Publica:
PDIP 23,4 persen
Gerindra 12,1 persen
Golkar 8,0 persen
Demokrat 7,2 persen
PKS 6,3 persen
PKB 5,7 persen
PSI 5,1 persen
Nasdem 3,7 persen
PPP 2,2 persen
Ummat 1,2 persen
PAN 1,0 persen
Hanura 0,5 persen
Perindo 0,4 persen
Gelora 0,2 persen
Berkarya 0,1 persen
PBB 0,0 persen
Garuda 0,0 persen
PKPI 0,0 persen. (*)
