Klik News

Sumpah Pemuda : Momentum Mengembalikan Organisasi Pemuda Pada Fitrahnya

Oleh : Fajar Sumardhan (Formatur/Ketua Umum IKPM Sumut Yogyakarta)

Sebuah Disclaimer sebagai awal pembuka, tulisan ini ditulis dengan bahasa yang nyentrik, agar ruh kita tidak tercekik, dan membacanya lebih menarik.

Sebuah peradaban baru itu dimulai, saat manusia-manusia berakal seusia mereka sibuk memuaskan hawa nafsu penguasa, dengan mekanisme perbudakan yang jauh dari kata memanusiakan manusia. Mereka hadir sebagai wujud buah pikir atas kemerdekaan hati dan akal yang dikebiri untuk mewujudkan cita-cita bangsanya sendiri.

Pemuda dan mahasiswa saat itu lahir dan memecah kebuntuhan atas isu penindasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda saat itu. Mereka hadir untuk menyatukan visi menjadi mata air di tengah kaaegaersangan, komitmennya adalah untuk merdeka bersatu dan maju demi harkat dan martabat bangsa.

Sebuah perjalanan yang tidak mudah karena tabiatnya seorang penguasa ingin terus dihormati, ingin terus menjarah dan ingin terus berkuasa, hal itulah yang dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk melanggengkan kekuasaannya. Pemerintah melakukan politik adu domba dengan memecah belah persatuan dan kesatuan Pemuda yang memiliki komitmen untuk arah baru bangsanya.

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda mulai dari ikut campur dalam setiap agenda-agenda aktivisme, dan mengancam setiap orang tua yang anaknya mendapat pendidikan dari beasiswa pemerintah Hindia Belanda. Sehingga politik adu domba ini menghasilkan persilangan pendapat dalam tubuh organisasi kepemudaan dan mahasiswa itu sendiri, namun berkat komitmen serta tekad yang kuat para pemuda yang terdiri dari seluruh lapisan mulai dari priyayi borjuis, hingga pribumi proletar, bersatu dan menunjukkan komitmen untuk bangsanya.

Tekad kuat itu didorong karena sikap pemerintahan yang menghisap pemerintahan yang picik dan pemerintahan yang gemar memecah belah kedamaian rakyat, semangat moril yang hadir ini adalah wujud amarah yang mendidih bagi pemuda saat itu jiwa yang berapi-api yang lahir dari Pemuda adalah menandakan bahwa Pemuda merupakan aset bangsa dan negara yang gagasan segar dan pemikirannya sangat Ditunggu untuk perubahan suatu bangsa.

Semangat muda yang berapi-api dan didukung oleh tujuan yang konkret serta gerakan-gerakan yang taktis merupakan ciri khas Pemuda saat itu, sehingga dapat melahirkan gagasan pemikiran yang sangat segar. Pemuda tidak hanya duduk menatap kebingungan yang terjadi terhadap kondisi bangsany,a tapi mereka turun akasi untuk memberikan ruh dalam setiap pergerakan yang ada.

Budi Utomo yang lahir tahun 1908 merupakan tonggak awal sebagai pemantik lahirnya bunga rampai pemikiran serta gerakan pemuda-pemuda lainnya, namun seiring berjalannya waktu Budi Utomo justru banyak dihuni oleh orang golongan tua, para pemuda yang terpelajar saat itu merasa memiliki tanggung jawab moril terhadap nasib bangsanya sehingga menginisiasi perkumpulan-perkumpulan dari masing-masing daerah untuk menyamakan visi dan tujuan sebut saja Jong Batak, Jong Sumatranen Bond (JSB), Jong Java, jong Celebes dan lain sebagainya. Mereka adalah sebuah organisasi kedaerahan yang berangkat dari isu kedaerahan dan terlebih memiliki cita mempersatukan adan menjadi kepentingan bangsa dan negara.

Berawal dari semangat kesukuan ini agaknya gagasan besar hadir menjadi nasionalisme, kesadaran bahwa persatuan adalah hal yang mutlak diperlukan untuk mengejawantahkan tugas-tugas yang lebih besar lagi, maka kegelisahan itulah yang akhirnya menyepakati sebuah pembahasan pada Kongres Pemuda pertama yang selanjutnya Pada kongres pemuda pertama melahirkan pondasi pertama yang akan dibawa pada Kongres Pemuda Kedua. Dalam prosesi kongres, mereka membuang segala kepentingan sektoral dan kesukuan apalagi birahi kekuasaan, mereka lebih terfokus pada tujuan utama untuk menghapus segala bentuk penindasan dan penjajahan yang dirasakan oleh bangsanya, rasa-rasanya gagasan-gagasan segar yang lahir inilah menjadi bukti bahwa Pemuda saat itu sudah lepas dari kepentingan individu ataupun kelompok masing-masing.

94 tahun berlalu, hari ini tepat 28 Oktober 2022 peristiwa Sumpah Pemuda itu hanya dapat dikenang dan diperingati, namun sayangnya dia tidak dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan Pemuda hari ini ungkapan ini layaknya dapat ditegaskan dengan spirit organisasi kepemudaan yang hari ini disorientasi bukan fokus kepada kebaruan namun fokus pada birahi kekuasaan bukan fokus menyumbangkan gagasan yang segar tapi fokus untuk perut agar tidak lapar, Ini adalah sebuah kemunduran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemuda yang diharapkan sebagai aset perubahan bangsanya jika terus memelihara sifat dan watak yang dikebiri oleh nafsu sesaat akan menjadi tersesat bahkan wafat.

Jangan biarkan Apa yang dilakukan oleh para pendiri bangsa ini sia-sia hanya karena egosentris kita semata, untuk itu jadikanlah momentum Sumpah Pemuda ini sebagai wujud berbenah diri, karena bangsamu hari ini sudah merdeka, bukan berarti kita hanya berhura-hura dan bereuforia dengan organisasi pemuda yang ada, kembalilah sebagaimana fitrahnya Pemuda adalah aset masa depan bangsa, jadikanlah problematika yang telah terjadi disetiap organisasi pemuda, sebagai tamparan yang harus menyadarkan bahwa sejatinya organisasi pemuda adalah tempat bertempurnya ide-ide serta gagasan-gagasan untuk kebaharuan bangsa, Lihatlah, pandanglah, hari ini adalah momentum untuk bangkit kembali bawalah harapan dan cita-cita bangsamu ini ke arah yang lebih dekat. Saya berharap kita semua bersatu bukan untuk berseteru tetapi untuk melahirkan ide yang baru menuju Indonesia yang lebih maju.

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *