Klik NewsPolitik

Shoim: Ada Degradasi Pemahaman Kader terhadap Tri Komitmen HMI

Ketua Bidang Kewirausahaan dan UMKM Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Moh. Nur Aris Shoim mengatakan adanya degradasi pemahaman kader-kader HMI terhadap tri komitmen HMI.

Ia menjelaskan tri komitmen HMI adalah komitmen terhadap keislaman, keintelektualan, dan keindonesiaan.

Menurutnya penguasaan pemahaman terhadap tri komitmen adalah keniscayaan bagi kader-kader HMI.

“Keharusan bagi setiap kader hijau hitam adalah mampu menguasai konsepsi tri komitmen HMI dan bisa menjadi implikasi nilai-nilai bagi kita untuk bergerak dan berjuang dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dampak arus globalisasi yang begitu kencang telah meninabobokan atau memanjakan banyak kader sehingga abai akan eksistensinya sebagai kader”, terangnya di Jakarta, Kamis (11/03/2021).

Shoim, yang pernah aktif di perkaderan (Badan Pengelola Latihan) dan pergerakan (Bidang Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan) HMI Cabang Yogyakarta mengungkapkan bahwa grand design perkaderan HMI perlu dikaji dan diperbaiki agar bisa relevan dengan kondisi kekinian.

Terlebih, lanjut Shoim, saat ini kader-kader tengah berada di era peralihan dari industri 4.0 ke industri 5.0.

“Pedoman perkaderan sebagai referensi bagi Himpunan mengodok, mengembleng, dan menempa para kadernya untuk mencapai insan paripurna mesti ditinjau kembali, kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan. Apalagi era society 5.0 sudah digaungkan, bahkan Jepang sendiri sudah menerapkan itu, kita hari ini malah berkutat dan dikalahkan oleh dampak industri 4.0,” tandasnya.

“Memang perlu mendorong dan/atau melakukan lokakarya pedoman perkaderan pasca kongres yang muatannya menjawab tantangan dan peluang perkembangan jaman. Pastinya setelah itu, semua level jenjang di HMI harus memperhatikan dan menggunakannya dalam proses perkaderan. Itu adalah sebuah komitmen mengembangkan dan memajukan organisasi,” imbuhnya.

Youth Muslim Entrepreneur, bagi Shoim yang selama ini fokus pada dunia social entrepreneurship, harus ada pada diri tiap-tiap kader sehingga kemandirian secara finansial dan ekonomi bisa terwujud kedepannya.

Hal ini juga, yakinnya, bisa berdampak positif bagi kemandirian organisasi dan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Shoim melanjutkan bahwa jalan berwirausaha atau berbisnis menjadi langkah kongkrit dan strategis bagi kader HMI kedepannya.

Karena hal itu merupakan satu wujud dari wawasan keindonesiaan, yaitu membantu negara membangkitkan pertumbuhan ekonomi untuk masuk dalam tujuh kekuatan dunia pada satu sampai dua dekade kedepan.

“Ketika kader mampu menjadi Muslim-Intelektual-Profesional maka Youth Muslim Entrepreneur bisa kita kuasai kedepannya. Oleh karena itu, grand design perkaderan harus ditinjau dan diformulasikan lagi agar kita tidak tertinggal. Kita ini harapan umat dan bangsa, itulah spirit lahirnya HMI 74 tahun lalu tepatnya di tahun 47 di Yogyakarta,” pungkas Shoim yang juga calon Ketua Umum PB HMI Periode 2021-2023. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,263

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *