Marsekal Hadi Tjahjanto yang baru saja dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) menyampaikan pihaknya akan segera melakukan penambahan radar di Indonesia.
Sejauh ini, kata Hadi, jumlah radar yang dimiliki TNI AU untuk pertahanan udara seluruh Indonesia itu hanya 20. Karena itu, sampai dengan Renstra ketiga akan ada penambahan sebanyak 12 sehingga total 32.
Direncanakan, penambahan radar dilakukan di Nusa Tenggara, kemudian Pontianak, dan Jayapura. Kemudian di bagian Sumatera.
“Tentunya adalah daerah-daerah yang masih bolong, yang masih belum bisa ter-cover radar itu akan ditempatkan radar. Jadi itu perencanaan sampai dengan 2024 ini, mudah-mudahan 32 radar sudah terpasang,” ujar Hadi, Rabu (18/01/2017).
Adapun terkait hibah pesawat luar negeri, KSAU menjelaskan, saat ini sedang berjalan, dan untuk pesawat F-16 dari 24 sudah datang 14, kurang 10. Kemudian Hercules juga sudah berdatangan.
“Hercules semuanya baik untuk melaksanakan terbang dan semuanya dioperasionalkan oleh skuadron angkatan udara 32 di Malang,” ungkap KSAU.
Sementara untuk Sukhoi, menurut Hadi, masih dalam perencanaan. Ia menjelaskan ada rencana pengadaan 35 Sukkhoi, namun hal itu sampai saat ini masih dalam perencanaan di Kemenhan.
Disinggung mengenai peremajaan pesawat TNI AU, KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan sampai dengan 2024 akan ada satu peremajaan pesawat, yaitu pesawat F-5, pengganti pesawat F-5 yang lama.
“Karena pesawat F-5 ini kan hampir 1 tahun sudah tidak terbang lagi. Jadi penggantinya itu direncanakan apa itu masih dalam perencanaan,” ujarnya.
Lebih lanjut KSAU mengatakan, untuk pengadaan alutsista semuanya kewenangan dari Kementerian Pertahanan.
TNI AU hanya sebagai pembina, dan juga akan memberikan spek-nya. Sedangkan kontrak akan dilakukan oleh Mabes TNI, dan proses pembeliannya adalah dari Kementerian Pertahanan.
“Tentunya, kita akan terus koordinasi melekat, terutama adalah pada spek yang kita inginkan. Kita tidak melihat merek, kalau spek-nya memang tidak sesuai akan kita sampaikan,” tegasnya.[***]
