Klik NewsSosial Budaya

Pakar Prediksi Kasus COVID-19 di Jakarta akan Turun Pada Agustus

Kasus positif COVID-19 di Jakarta diprediksi akan mulai turun pada Agustus-September setelah naik signifikan pada Juni-Juli.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar anggota tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKUI) Muhammad N Farid dalam diskusi daring pada Selasa (13/07/2021).

“Jadi penurunan di Februari dan kenaikan di Juni kita buat skenarionya. Seandainya kenaikan di Juni ini terus terjadi, artinya PPKM Darurat tidak terlalu mengubah perilaku masyarakat. Maka kira-kira masih naik terus sampai mungkin lebih dari 25 ribu sampai 30 ribu sehari di Jakarta,” kata Farid.

Farid mengatakan berdasarkan data yang diambil dari awal PPKM Darurat Jakarta hingga 12 Juli kemarin, pakar memperkirakan bahwa angka kasus masih akan naik dan baru akan menurun pada bulan Agustus – September 2021.

“Kalau misal diharapkan hari ini atau besok sudah mulai turun, kelihatannya nggak mungkin. Masih perlu naik dulu kemudian baru akan turun. Karena ini perlu waktu untuk merubah perilaku. Sebab perilaku di masyarakat belum terlihat sampai saat ini,” jelasnya.

Baca juga :   Jangan Ada Sekolah yang Tertinggal Karena Belum Siap Implementasikan Kurikulum Merdeka Belajar

Berdasarkan survei FKM UI, Lembaga Eijkman, CDC Indonesia, dan Pemprov DKI Jakarta belum lama ini, menurut Farid, pada bulan Juni peningkatan kasus terjadi sangat drastis terutama di wilayah Jakarta. Sehingga, hal ini berdampak pada estimasi prevalensi yang dilakukan di bulan Maret.

Setelah diteliti, Farid menjelaskan adanya penambahan kasus 4,7 persen pada bulan April hingga Juni 2021. Perubahan prevalensi dari 44,5 persen di akhir Maret 2021 menjadi 49,2 persen di akhir Juni 2021.

Dari hasil ini, tim FKM UI mencoba melakukan proyeksi pandemi COVID-19 di Jakarta untuk melihat estimasi 6 bulan ke depan. Proyeksi ini dilakukan dengan pendekatan compartement model.

“Dari tren data yang dilihat di Jakarta, sebenarnya ada 2 waktu yang kita lihat penting. Pertama kenaikan yang sangat tinggi sekali sejak awal bulan Juni bahkan sampai sekarang,” kata Farid.

Sementara yang kedua, yakni pada bulan Februari 2021, ada penurunan yang sangat drastis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh UNICEF, perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan) di masyarakat mencapai angka 60 persen.

Baca juga :   Meski Logistik Pemilu Datang Terlambat, Pelaksanaan Pemilu di Pondok Pinang Tetap Lancar

Sedangkan menurut beberapa survei lain, perilaku 3M saat ini mulai menurun. Sehingga, selain karena adanya virus varian baru, perilaku 3M masyarakat yang tidak setinggi pada awal pandemi menjadi alasan meningkatnya angka kasus COVID-19 saat ini.

Lebih lanjut Farid memaparkan, data dalam seminggu terakhir cenderung mengalami kenaikan.

“Arah kurva tergantung kita semua,” jelas Farid mengenai pengendalian kasus baru ke depan.

Terakhir, Farid menekankan bahwa perilaku 3M atau 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Membatasi mobilisasi dan interaksi), 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) plus vaksinasi adalah rumus yang sangat penting untuk mengendalikan pandemi saat ini.

Oleh karena itu, perilaku disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan sangat diharapkan agar kasus COVID-19 di Jakarta dan daerah-daerah lain menurun. (*)

Peneliti, Penulis, Penikmat Bola

What's your reaction?

Related Posts

1 of 3,264

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *